
HALO SEMARANG – Sebanyak 300 pekerja dilibatkan dalam sortir lipat surat suara untuk Pemilu 2019 di Kota Semarang di Gedung Sindoro Kawasan PRPP, Selasa (5/3/2019).
Dalam penyortiran dan pelipatan kertas suara ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang juga melibatkan kaum difabel.
Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom mengatakan, KPU Kota Semarang berkomitmen selalu melibatkan berbagai segmen lapisan masyarakat. Upaya ini sudah dilakukan saat pemilihan kepala daerah (pilkada) kemarin.
“Ada 20 orang difabel. Mereka juga merespon positif pekerjaan ini,” ucap Nanda, sapaan akrab Henry Casandra Gultom.
Adapun sistem pembayarannya, dia menjelaskan, dibayarkan setiap kelompok dengan upah Rp 60 per lembar surat suara pilpres, Rp 100 per surat suara DPD, dan Rp 135 per surat suara legislatif.
“Ini sekitar 300 orang yang kami libatkan. Kami sudah memberi tahu klasifikasinya ketika ditemukan ada yang warnanya kabur, ada tanda tertentu seperti bercak, ada yang gambarnya tidak lengkap, kami minta mereka untuk melapor. Kami sudah melakukan gladi bersih mana yang boleh dilipat dan tidak boleh dilipat,” ujarnya
Proses sortir lipat ini, lanjut Nanda, dimulai dari surat suara pilpres, lalu surat suara legislatif, dan terakhir surat suara DPD.
Secara keseluruhan, target proses sortir lipat yaitu 21 hingga 25 hari ke depan. Sedangkan surat suara pilpres sendiri, Nanda menargetkan tiga hingga empat hari sudah bisa selesai.
“Surat suara pilpres targetnya dikebut supaya kami bisa segera tahu jumlah surat suara yang cacat dan kami juga akan melakukan rapat pleno DPTb. Sehingga kami punya dasar melakukan pemesanan tambahan untuk surat suara pilpres,” jelasnya.
Diakuinya, hal tersebut sangat menjadi perhatian mengingat DPTb Kota Semarang merupakan salah satu terbesar di Jawa Tengah. Sehingga, dia mengupayakan agar tidak kekurangan surat suara pilpres.
Sejauh ini, kata Nanda, petugas telah menemukan beberapa surat suara cacat seperti cetakan kurang rapi, surat suara belakang tidak tercerak, dan hal lain terkait problematika percetakan.
Kabag Ops Polrestabes Semarang, Iga Dwi Perbawa Nugraha menuturkan, pihaknya mengerahkan 60 personel khusus untuk pengamanan pensortiran dan pelipatan yang dikakukan di Gedung Sindoro. Petugas tersebut melakukan penjagaan selama 24 jam tanpa henti.
“Kami mengamankan aset baik barang, orang, maupun tempat. Setiap pergerakan logistik dari gudang di Pergudangan Diamon menuju ke sini atau sebaliknya selalu kami pantau keamanannya,” katanya. (HS)