in

Komunitas Populasi Kunci Tertular Diminta Aktif Periksa HIV/AIDS

Suasana Diskusi yang diikuti oleh sejumlah LSM dan pegiat peduli HIV/AIDS Kota Semarang.

 

HALO SEMARANG – Kesadaran anggota komunitas homoseksual atau gay yang masuk dalam kategori LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), khususnya di Kota Semarang untuk memeriksakan kesehatannya terhadap penyakit berbahaya yaitu HIV/AIDS mulai meningkat.

Hal tersebut bisa dilihat dari makin banyaknya kasus temuan penularan setelah pemeriksaan diri terhadap HIV/AIDS tersebut. Salah satu anggota komunitas Peduli HIV/AIDS Kota Semarang, James, (bukan nama sebenarnya) mengatakan, pihaknya terus menerus memberikan informasi dan edukasi terkait dengan kesehatan anggota komunitasnya terhadap penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang itu.

Sehingga mereka mau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang disediakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang terkait status penyakit HIV-nya.

“Biasanya yang ditemukan, setelah periksa sudah fase Aids biasanya tingkat stadium 4,” katanya, kepada halosemarang.id, saat acara Media Gathering yang digelar oleh Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) dengan sejumlah pegiat peduli HIV/AIDS, belum lama ini.

Informasi mengenai penyakit HIV/AIDS yang benar, lanjut dia, memang disampaikannya melalui wadah komunitas atau klub di media sosial yang tertutup.  Sehingga tidak bisa diakses oleh umum, hanya terbatas untuk anggota yang ada di grup.

“Di sini disampaikan misalnya untuk mendorong semangat para anggota yang sudah terkena positif HIV, dan bukan akhir dari segalanya. Justru untuk memberikan arahan atau konseling kepada mereka yang positif terinfeksi HIV dan yang harus dilakukan mereka seperti apa? dan yang belum, apa juga yang seharusnya dilakukan,” imbuhnya.

Sementara Fokal Poin OPSI Kota Semarang, Gabriel mengatakan, tujuan dari kegiatan itu adalah supaya terbangunnya jejaring antarkomunitas dan juga media di Kota Semarang. OPSI dan IAC memfasilitasi ruang untuk teman-teman pegiat isu HIV di Kota Semarang untuk bisa secara langsung bertemu dan ngobrol dengan kawan-kawan media.

“Kenapa? Karena masih banyak stigma di masyarakat terkait isu HIV, sehingga pemahaman-pemahaman yang keliru dianggap benar di masyarakat. Harapannya ke depan media bisa memberitakan dan menggiring opini positive, untuk mengurangi stigma negatif yang ada di masyarakat,” pungkasnya.(HS)

Ujian Pertama Banur, Lawan Bhyangkara Tanpa Banyak Pilar

Info Penutupan Jalan di Semarang, Jalan Bojongsalaman akan Ditutup Selama 4 Hari