HALO KLATEN – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budhy Setyawan melakukan kunjungan spesifik ke daerah pertanian yang terdampak kekeringan akibat El Nino, di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Selain untuk melihat langsung dampak dari El Nino, dia dan tim juga mendengarkan aspirasi petani di Desa tersebut.
“Kita bisa lihat sebagian lahan pertanian mengalami kekeringan yang cukup panjang yang tidak pernah terjadi selama kurun waktu 10 tahun terakhir sehingga butuh penanganan segera,” kata Budhy Setyawan, seperti yang dirilis dpr.go.id, Jumat (17/11/2023).
Budhy pun mengapresiasi langkah Gernas dan program IP 400 yang dilakukan Kementan, karena melalui gerakan ini terjadi peningkatan produksi beras walau sempat terdampak El Nino.
Dalam pertemuan itu Budhy juga mendengarkan permasalahan yang ada, seperti perbaikan jaringan irigasi, permintaan sumur pompa, benih padi super genjah, dan pupuk subsidi akan dijadikan prioritas dan diperjuangkan di parlemen.
Lebih lanjut Budhy menambahkan Komisi IV DPR RI saat ini juga telah menyetujui penambahan anggaran untuk Kementan sebesar Rp 5,8 triliun, sebagai bentuk perlindungan terhadap petani dan upaya dukungan dalam peningkatan produksi padi nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Klaten, Sri Mulyani menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Komisi IV DPR RI dan Kementan selama ini, terutama saat El Nino.
Saat ini di daerah yang terdampak El Nino seluas 430 hektare dan puso 29 hektarte dari 31.000 hektare luas baku sawah.
Sri mengapresiasi langkah cepat Kementan untuk mencegah meluasnya dampak El Nino di daerahnya.
Kementan mengalokasi bantuan dari dampaknya el nino seluas 5.247 ha ha dan sudah terealisasi 1.799 ha di 18 kecamatan.
“Bersyukur alhamdulilah walau terdampak el nino Kabupaten Klaten masih tetap surplus beras,” ujarnya.
Berdasarkan data BPS (angka sementara) tahun 2023, Klaten memproduksi 204.558 ton beras meningkat 10.140 ton dibandingkan tahun 2022 sebesar 194.418 ton.
Sri berharap ke depan Komisi IV DPR RI dan Kementan tetap mendukung Klaten sebagai Sentra padi nasional dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Klaten melalui bidang pertanian.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi menyampaikan bahwa Kabupaten Klaten dengan slogan Klaten Bersinar telah dibuktikan dengan inovasinya dalam memacu produksi padi.
“Klaten telah berhasil bertanam padi pola IP400 empat kali tanam empat kali panen setahun seluas 10.000 hektare dari luas baku sawah sekitar 31.000 hektare,” jelasnya.
Dalam tinjauan kali ini melihat lokasi dampak elnino yang terlihat sangat kering ratusan hektar, total di Klaten dari luas baku sawah seluas 30 ribu hektare ada 450 hektare yang terdampak kekeringan.
”Kenapa kering, karena mengandalkan saluran air dari Wonogiri waduk gajah mungkur yang kering sehingga berakibat tidak ada aliran ke sini,” jelasnya.
Suwandi menyampaikan setelah panen di bulan September lalu dan segera tanam setelah turun hujan bulan Desember.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa hal ini sudah dikompensasikan lebih dari 2000 hektare penambahan tanam untuk mengurangi penurunan produksi.
Aman
Sementara itu Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana saat menerima Komisi IV DPR RI, mengakui fenomena El Nino memang dirasakan dampaknya di sektor pertanian.
Namun demikian dia memastikan pasokan pangan di Jawa Tengah tahun 2023 masih aman.
“Jadi produksi padi di Jawa Tengah, kalau kita perbandingkan, produksi pada Oktober sampai Desember 2022 dibanding 2023 ini, mengalami penurunan sebesar 123.335 ton,” kata Nana, seperti dirilis jatengprov.go.id.
Meski produksi padi secara komulatif mengalami penurunan, imbuh Nana, tidak berarti seluruh daerah lumbung padi di Jawa Tengah juga mengalami penurunan produksi.
Setidaknya ada delapan daerah di Jawa Tengah yang produksi padinya tetap stabil. Di antaranya Sragen, Sukoharjo, Pemalang, Banyumas, dan Klaten.
“Itu beberapa daerah yang alhamdulillah dalam situasi El Nino, tapi malah menghasilkan ataupun bisa melaksanakan panen yang lebih baik,” tuturnya.
Nana menyampaikan, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memastikan pasokan pangan aman. Seperti, berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten/ kota, agar produksi padi tetap bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
Program yang dilaksanakan mulai dari melayani peminjaman pompa air, pengadaan alat mesin pertanian, bantuan benih, dan asuransi pertanian.
“Kami pun terus melakukan koordinasi dengan BMKG. Kita berharap di bulan November ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga bisa mulai musim tanam,” kata Nana. (HS-08)