
HALO SEMARANG – Jajaran Komisi B DPRD Kota Semarang mempertanyakan kelanjutan pembangunan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat. Pertanyaan itu juga disampaikan saat mengunjungi PDAM Tirta Moedal Kota Semarang yang berada di Jalan Kelud Raya Sampangan, belum lama ini.
Kunjungan yang dipimpin Ketua Komisi B, Agus Riyanto Slamet ini untuk mengecek langsung tahapan dan proses proyek yang tak kunjung direalisasikan usai penandatanganan kerja sama pada 12 Desember 2018 lalu itu. Padahal targetnya, April 2019 sudah bisa dilakukan groundbreaking.
Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Agus Riyanto Slamet mengatakan, pihaknya ingin mengetahui sejauh mana progres pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semarang Barat yang air bakunya berasal dari waduk Jatibarang ini.
“Kami ingin mengetahui, bagaimana kelanjutan proyek SPAM Semarang Barat karena masyarakat ingin krisis air bersih bisa segera diatasi,” katanya.
Dia menjelaskan, DPRD Kota Semarang sudah melaksanakan kewajibannya, seperti menyusun perda sebagai salah satu dasar hukum pembangunan IPA Semarang Barat. Pihaknya berharap agar proyek SPAM Semarang Barat bisa terealisasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
“Pansus penyertaan modal untuk PDAM Tirta Moedal juga sudah selesai melaksanakan tugasnya,” ujar Agus Riyanto Slamet.
Dalam waktu dekat Komisi B DPRD Kota Semarang juga akan mengagendakan pertemuan dengan mengundang sejumlah pihak. “Kami agendakan pertemuan dengan PDAM dan jajaran pemkot mulai DPU, Bappeda, Bagian Aset, Bagian Hukum dan lain sebagainya untuk mengetahui kelanjutan dan kepastian prosesnya,” ujar wakil ketua komisi B, Danur Rispriyanto.
Sementara Plt Dirut PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, M Farchan mengakui proyek SPAM Semarang Barat untuk sementara belum bisa berlanjut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dari 24 tahapan, saat ini sudah diselesaikan 18 tahap.
“Saat ini kami masih terkendala pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan IPA Semarang Barat. Perlu diketahui, PDAM itu ibaratnya bertugas memasak air, kalau sumber air bakunya tidak ada, lalu apa yang bisa kami masak,” katanya.
Sebenarnya dengan adanya IPA Semarang Barat, M Farchan optimistis krisis air bersih yang kerap melanda Semarang saat kemarau bisa dituntaskan. Apalagi IPA Pudakpayung dan Jatisari Mijen juga akan dibangun bersamaaan dengan IPA Semarang Barat.
“Untuk lahan di Pudakpayung dan Jatisari sudah tuntas semua, tinggal di Semarang Barat yang belum tuntas,” katanya.
Penyediaan lahan ini menjadi tanggung jawab pemkot melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. Dijelaskan, dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Pj Sekda Kota Semarang, Agus Riyanto beberapa waktu lalu, ada kesepakatan akhir Januari persoalan lahan sudah beres. Namun kenyataannya hingga kini belum ada progres yang menggembirakan.
“Informasinya mau menempuh konsinyasi melalui PN Semarang, semoga bisa selesai,” katanya.
Kalau tidak bisa tuntas hingga Maret 2019, M Farchan mengaku proyek pembangunan SPAM Semarang Barat bisa molor karena sudah melewati jadwal financial closing.(HS)