in

Kiprah Baznas Jateng, Dan Peluang Dari Mustahiq Menjadi Muzakki

Foto ilustrasi: Penyaluran bantuan makanan dari Baznas Jateng bagi warga kurang mampu terdampak pandemi Covid-19 di depan Kantor Gubernur Jateng, di Jalan Pahlawan Semarang beberapa waktu lalu. (foto dok Baznas).

 

KIPRAH Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah diakui oleh berbagai pihak. Ketua Baznas Republik Indonesia, Prof Bambang Sudibyo bahkan menyebut kemajuan Baznas Jawa Tengah sangat pesat dan menjadi percontohan nasional. Buktinya tiap tahun, penerimaan zakat di Baznas Jateng terus meningkat, termasuk saat masa pandemi ini. Selain itu pengelolaan dan penerimaan zakat di Baznas Jateng juga dinilai positif.

Beberapa program yang selama ini banyak menjadi nilai lebih bagi Baznas Jateng, adalah pengelolaan dana zakat guna pelatihan usaha produktif dan beasiswa bagi mahasiswa. Selain itu juga ada program menggerakkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng untuk giat membayar zakat dari gaji yang diterima. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pendapatan zakat.

Untuk pelatihan usaha produktif, bisa sebagai solusi bagi para calon wirausahawan yang ingin mengembangkan usahanya. Sementara beasiswa, juga sangat dibutuhkan bagi banyak generasi muda yang ingin meraih pendidikan paling tinggi, namun terkendala biaya.

Dalam bidang pengelolaan dana zakat, belum lama ini, Wakil Rektor bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Prof Saerozi, MAg mengatakan, kesempatan memperoleh beasiswa dapat memicu generasi muda yang ingin meraih pendidikan tertinggi, hingga mencapai gelar doktor.

“Tentunya para mahasiswa itu harus memacu nilai akademisnya sesuai standar yang ditetapkan dalam syarat beasiswa ini,” katanya.

Sebagai informasi, tahun ini saja, ada beberapa kesempatan beasiswa yang ditawarkan Baznas Jateng dalam beberapa periode. Seperti BCB Studentpreneur Muda, BCB Aktivis Muda, dan BCB Teladan Muda.

Program Beasiswa Cendekia Baznas Studentpreneur Muda ditujukan bagi mahasiswa yang saat ini sedang merintis atau menekuni kegiatan wirausaha. Diharapkan di masa depan, setiap penerima beasiswa mempunyai kemandirian pendapatan dan ekonomi melalui program usaha. Selain itu, diharapkan mahasiswa dapat membuka lapangan kerja baru sehingga dapat memberikan ruang untuk menurunkan tingkat pengangguran.

Sedangkan Program Beasiswa Cendekia Baznas Aktivis Muda ditujukan bagi mahasiswa yang aktif berkontribusi untuk masyarakat melalui kegiatan organisasi atau kerelawanan.

Sementara Program Beasiswa Cendekia Baznas kategori Teladan Muda ditujukan bagi mahasiswa yang saat ini memegang komitmen berprestasi dan menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing melalui partisipasi aktif di berbagai kompetisi, baik skala nasional maupun internasional. Namun dalam beasiswa ini dikhususkan bagi perguruan tinggi atau universitas minimal akreditasi B yang bermitra dengan Lembaga Beasiswa Baznas.

“Lembaga Beasiswa Baznas, sebagai bagian dari penyaluran zakat memiliki amanah yang besar, yaitu menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi golongan kurang mampu/miskin sebagai pertanggungjawaban antargenerasi, sekaligus mempersiapkan generasi penerus bangsa yang memiliki kedalaman ilmu pengetahun dan keluhuran akhlak melalui program beasiswa,” kata Ketua Baznas Jateng, KH Darodji, saat acara Media Gathering sosialisasi lomba Penulisan Kiprah Baznas Jateng, Kamis (12/11/2020).

Sementara dalam hal penerimaan zakat, sejak tanggal 1 Januari hingga 31 Oktober 2020, kata KH dahrodji, hasil dana dari penghimbunan zakat, infaq, dan sodaqoh (ZIS) di Jawa Tengah mencapai Rp 45,8 miliar. Perolehan ZIS tiap bulannya naik turun, dengan besaran rata-rata sebesar Rp 4-5 miliar per bulan.

“Rata-rata Rp 5 miliar tiap bulan, dan tertinggi yakni di bulan September 2020 sebesar Rp 7 miliar,” katanya.

Dari hasil pengumpulan zakat tersebut, memang masih jauh dari potensi yang ada. Sebab, belum banyak masyarakat yang mau menjadi muzakki atau pemberi zakat.
“Saat ini, paling banyak muzakki dari aparatur sipil negara (ASN), belum menyentuh masyarakat lainnya. Seperti di perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan swasta,” terangnya.

Dari total penghimpunan dana zakat itu, sebesar 40 persen digunakan untuk memberikan pelatihan dan usaha produktif bagi masyarakat yang berhak menerima. Diharapkan, suatu saat mereka yang pernah diberi zakat (mustahiq) bisa menjadi muzakki atau pemberi zakat.

“Usaha produktif ini seperti untuk pemberian pelatihan usaha atau untuk membantu para pedagang pasar guna modal usahanya. Besaran zakat yang diberikan Rp 3 juta,” katanya.

“Kami ingin mewujudkan tujuan Baznas, yaitu mengubah mustahiq atau orang yang berhak menerima (zakat) menjadi muzakki atau pemberi zakat. Alhamdulillah program kami sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kami akan terus berjuang di tengah pandemi. Kegiatan tidak boleh mandek, tetap diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen meminta Baznas Jateng memperkuat program-program padat karya dan pelatihan keterampilan yang melibatkan masyarakat miskin semasa pendemi.

“Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan dana APBD untuk mengentaskan kemiskinan, pengurangan pengangguran, serta pemberdayaan masyarakat. Terlebih saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, peran Baznas sangat dibutuhkan,” katanya, baru-baru ini.

Menurut dia, Baznas telah membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan partisipasi pendidikan, dan meningkatkan kesejahteraan warga.

“ASN dan pejabat di Pemerintah Provinsi sudah memberikan contoh yang baik mengenai pengumpulan zakat pendapatan. Nah sekarang saatnya mengajak warga sadar zakat sehingga tidak hanya zakat dari para ASN, tetapi juga perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta, dan organisasi-organisasi lainnya. Gotong-royong ini diharapkan bisa mengobati ekonomi masyarakat,” katanya.

Dukungan Penuh

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, dukungan penuh terhadap Baznas di Jateng bukan tanpa alasan. Menurutnya, zakat merupakan sumber keuangan yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan di Jawa Tengah.

“Semua persoalan banyak yang dapat diselesaikan dengan Baznas ini. Untuk pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, bantuan modal dan sebagainya. Kalau hanya mengandalkan APBD saja tidak mungkin,” ucapnya.

Sejak digulirkan, imbuhnya, sudah banyak merasakan manfaat dari Baznas untuk mendukung program pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah.

“Ada keinginan kami untuk terus menekan angka kemiskinan serendah mungkin, dan Baznas dapat berperan di sana. Sudah saya rasakan sendiri manfaatnya, ini potensi besar yang terus akan kami garap,” tegas gubernur.

Ganjar optimistis, pendapatan zakat di Jateng akan terus meningkat. Apalagi semakin banyak masyarakat yang sadar untuk membayarkan zakatnya dengan baik.

“Penduduk Jateng mayoritas muslim, sehingga potensi ini kalau dikelola dengan baik maka akan luar biasa,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terus mendorong optimalisasi Baznas di Jawa Tengah. Bahkan, dia menggerakkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng untuk giat membayar zakat dari gaji yang diterima. Gerakan itu juga ditularkan Ganjar kepada 35 kabupaten/ kota se-Jawa Tengah.

Saat awal-awal digulirkan, program zakat bagi ASN di lingkungan Pemprov Jateng ini hanya mampu menghasilkan Rp 600 juta per bulan. Namun saat ini, perbulan lebih dari Rp 2,5 miliar zakat terkumpul dari ASN di lingkungan Pemprov Jateng tersebut.(HS)

BRT Trans Semarang Tingkatkan Penggunaan Transaksi Non-Tunai

Penerus Puskas yang Laris Manis