
HALO SEMARANG – Lapak kios di lantai dua Pasar Wonodri dinilai terlalu kecil oleh Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Agus Riyanto Slamet. Hal itu setelah pihaknya melakukan tinjauan pasar yang pembangunannya sempat molor tersebut belum lama ini. Agus mengkritisi soal perencanaan pembangunan. Dengan luas kios 1×1,5 meter, dan dengan akses jalan sekitar 1 meter, menurutnya akan menjadi masalah bagi pedagang.
“Khususnya di lantai 2, kios terlalu sempit untuk pedagang di pasar tradisional. Meski dilengkapi fasilitas lift, kami yakin luasan kios ini akan jadi masalah karena aksesnya kurang nyaman. Apalagi kiosnya ada yang masuk dengan luasan jalan sangat sempit,” katanya.
Sekretaris Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurcholis mengatakan, luasan kios menurutnya mempertimbangkan jumlah pedagang yang harus ditampung di sana.
“Jika dibangun dengan luasan sama dengan kios pasar sebelumnya, maka butuh empat lantai,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto melakukan tinjauan langsung progres pembangunan Pasar Wonodri, Senin (14/1).
Dalam tinjauan tersebut, Fajar mengungkapkan bahwa saat ini pembangunan Pasar Wonodri sudah 100 persen selesai.
“Kami melakukan tinjauan karena beberapa waktu lalu Pasar Wonodri menjadi perhatian baik masyarakat maupun kalangan Dewan. Setelah kami cek semua, sudah 100 persen selesai tinggal pembersihan saja,” katanya, usai melakukan tinjauan di Pasar Wonodri.
Lebih lanjut Fajar Mengungkapkan, bangunan Pasar Wonodri baru yang terdiri dari tiga lantai itu dapat menampung sebanyak 884 pedagang.
“Lantai satu kios dan loas ada 300, lantai dua ada 301, dan lantai tiga ada 283, jadi total seluruhnya ada 884 kios/los,” ungkapnya.
Fajar juga mengungkapkan, untuk selanjutnya pihaknya akan melakukan pembersihan terhadap lapak-lapak pedagang yang ada di Jalan Wonodri Baru Raya. Hal ini mengingat, seluruh pedagang akan diwajibkan untuk masuk kedalam bangunan baru Pasar Wonodri.
“Ini pasar kami bangun dengan anggaran Rp 17,5 miliar, jadi harus dimaksimalkan oleh pedagang. Seluruh pedagang harus masuk, tanggal 17 Januri kami undi dan tanggal 26 hingga 28 Januari kami bongkar lapak sementara di Jalan Wonodri Baru Raya itu,” imbuhnya.
Fajar mengungkapkan, penyelesaian pembangunan Pasar Wonodri lebih cepat dari target yang sebelumnya ditetapkan dari tambahan waktu 25 hari. “Secara formal batas waktu itu tanggal 20 Januari. Namun setelah kami lihat hari ini, sudah 100 persen jadi,” katanya.
Sementara itu, Project Officer PT Batanghari Karya Mandiri Dedi Priyanto mengatakan, progres pembangunan Pasar Wonodri saat ini sudah 100 persen, dan sudah dilakukan serah terima dengan Pemerintah Kota Semarang.
“Untuk selanjutnya masa pemeliharaan selama 6 bulan dan perbaikan kecil di beberapa bagian yang belum sempurna,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan Pasar Wonodri sempat menjadi sorotan dari beberapa pihak, termasuk dari kalangan DPRD Kota Semarang. Di mana pembangunan pasar tradisional tersebut tidak selesai hingga batas akhir masa kontrak yakni tanggal 26 Desember 2018 lalu.(Halo Semarang)