in

Ketua Asita Jateng: Kami Hanya Bisa Pasrah

Ilustrasi wisatawan di tengah pandemi Covid-19. (Dok/freepik.com)

 

HALO SEMARANG – Pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan di segala lini sektor. Satu di antaranya yaitu pada sektor bisnis pariwisata di bidang biro perjalanan wisata.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di satu sisi sebagai upaya menekan melonjaknya kasus Covid-19, namun juga menambah masa sulit pelaku biro perjalanan wisata. Hal itu diungkapkan oleh, Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Jawa Tengah, Joko Suratno, Sabtu (3/7/2021).

Joko membeberkan, dari total anggota 148 perusahaan biro perjalanan wisata di Jawa Tengah, sebanyak 95 persen anggotanya merasakan imbas langsung dari pandemi Covid-19.

“Sepuluh persen menutup usaha biro perjalanannya secara permanen, 85 persen berhenti beroperasi sementara. Itu baru yang dari anggota, belum lagi di luar anggota kita masih ada sebanyak 600 perusahaan yang terdiri dari biro dan agen,” katanya.

Sedangkan sisanya, lanjut Joko, sebanyak lima persen hingga sekarang masih dapat berjalan. Yakni biro perjalanan wisata yang fokus pada segmen pemerintahan.

“Kalau biro perjalanan wisata yang segmentasinya di pemerintahan masih bisa berjalan. Mereka bekerja di sana, seperti mengadakan pelatihan, kunjungan, namun itu hanya sekira lima persen,” lanjutnya.

Diungkapkan Joko, dari beberapa perusahaan yang memberhentikan sementara, atau memutuskan menutup permanen, mayoritas pengusaha memilih alih profesi.

“Banyak yang tadinya punya karyawan sopir, sekarang dijalankan sendiri. Ada yang beralih di bidang kuliner, ada yang di bisnis properti. Hal itu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena memang itu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,” terangnya.

Perihal PPKM Mikro Darurat Pulau Jawa – Bali, pada 3-20 Juli 2021, pihaknya mengaku pasrah. Namun di satu sisi, pihaknya mendukung karena demi kemaslahatan orang banyak.

“Kami hanya bisa pasrah. Namun soal PPKM Darurat Jawa Bali ini, kita mendukung, karena waktunya cuma sebentar sampai 20 Juli. Dengan kebijakan itu saya berharap kasus Covid-19 menurun. Agar tempat wisata bisa dibuka lagi, dan kami bisa bergerak lagi,” paparnya.

Dia meminta kepada pemerintah, untuk bisa membuat regulasi aturan yang bijaksana, sebab dampaknya bisa meluas. Ditambah jika melihat sektor biro perjalanan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa banyak.

“Jadi dalam membuat regulasi, saya harap pemerintah harusnya jangan seperti gebyah uyah. Memang, kemarin seperti kebijakan new normal, dan penerapan zona merah, kuning, dan hijau, kami sedikit bisa bergerak dengan sikap kehati-hatian. Tetapi kalau sampai ditutup, otomatis kami tidak bisa bergerak,” pungkasnya.(HS)

Ketua DPRD Jateng Berharap Pemda Lebih Tegas Jalankan PPKM Darurat

Tingkatkan Standar Motivasi Jadi yang Terbaik