PEMAHAMAN tentang penanganan kegawat daruratan sangat diperlukan bagi mereka yang berada di garda terdepan untuk menolong hidup seseorang pasien yang membutuhkan penanganan medis. Seperti saat pasien yang tiba-tiba mengalami henti jantung sehingga butuh pertolongan pertama dengan tindakan medis. Salah satunya dengan tindakan CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau juga biasa dikenal dengan istilah RJP (resusitasi jantung paru) dalam bahasa Indonesia.
Pengalaman penanganan pasien tersebut seperti diungkapkan salah satu dokter di Ambulans Hebat dr Tri Minarni dalam acara Desiminasi Informasi Kesehatan yang digelar Dinkes Kota Semarang, baru-baru ini di Hotel Ibis Style Semarang. Dirinya menceritakan dan membagikan pengalaman terkait penanganan pasien yang mengalami kedaruratan, seperti serangan jantung, korban kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan medis.
Untuk itu dirinya, pernah membawa pasien yang butuh penanganan intensif di dalam mobil Ambulans Hebat, meski akhirnya pasien ini meninggal sebelum sampai di rumah sakit atau pelayanan kesehatan.
“Saat itu semua upaya sudah kita lakukan, termasuk mengambil tindakan CPR untuk mengembalikan kemampuan bernapas serta sirkulasi darah si pasien beberapa kali, pasien masih bisa bertahan sekitar 30 menit, lalu hilang kesadaran dan meninggal dunia. Memberikan penanganan di dalam mobil memang kadang perlu dilakukan, karena waktunya singkat, sembari menunggu sampai di rumah sakit,” terangnya.
Dikatakan dia, jika pernapasan atau aliran darah yang berhenti dapat memicu terjadinya kerusakan otak sehingga berpotensi menyebabkan kematian dalam hitungan 8 sampai 10 menit.
Menurut dia, CPR adalah prosedur pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Karena itulah, teknik CPR harus dilakukan dengan benar dan tepat. Teknik CPR biasa dikenal dengan singkatan D-R-C-A-B, yaitu danger, response, compression, airway, dan breathing. Danger dan response dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan CPR.
Agar berjalan efektif, CPR lebih baik dilakukan minimal oleh dua orang. Satu orang bertugas untuk kompresi dan seorang lainnya untuk airway dan breathing. Peran kedua orang tersebut dapat saling bertukar setelah 5 siklus atau 1 menit.
Lalu, pastikan lokasi di sekitar pasien henti jantung aman dan terhindar dari bahaya. Bila pasien berada pada lokasi berbahaya, segera pindahkan ke tempat aman terdekat.
Respon
Kemudian, lanjut dia, menyarankan untuk memeriksa tingkat kesadaran atau responnya. Bentuk pemeriksaan bisa memanggil atau menepuk bahu pasien perlahan-lahan untuk memeriksa kesadaran pasien.
“Jika tidak ada respon baik respon mata, jawaban, erangan, atau bahkan batuk, kita dapat memeriksa napas serta denyut nadi pasien di bagian pergelangan tangan atau lehernya. Pemeriksaan napas dan nadi dilakukan bersamaan secara cepat, sebisa mungkin diperiksa selama 3 detik. Langkah selanjutnya, jika pasien tidak memberikan respon, segera hubungi ambulans untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” paparnya.
Dan penolong juga dapat berteriak meminta bantuan orang sekitar untuk menghubungi ambulans. Hal tersebut bertujuan agar penolong dapat sesegera mungkin memberikan bantuan CPR pada pasien. “Dengan catatan, CPR dilakukan jika pasien sudah tidak responsif. Kompresi dada tindakan penekanan dinding dada pasien sebagai pijat jantung eksternal,” katanya.
Untuk melakukan compression, penolong bisa menerapkan sejumlah langkah. Yakni membaringkan tubuh korban pada permukaan datar dan keras, posisikan diri penolong di samping bahu dan leher pasien. Lalu letakkan salah satu telapak tangan pada bagian tengah dada pasien, tepatnya pada ⅓ tulang sternum. Sedangkan, telapak tangan lainnya diletakkan di atas tangan tersebut. Lakukan metode push fast, yaitu penekanan dada pasien sebanyak 100 – 120 kali per menit atau 1 – 2 kali per detik. Pastikan penekanan dada tersebut memiliki kedalaman 5 – 6 cm (push hard).
“Tumpuan tekanan pada kedua tangan, posisi tubuh bertumpu pada lutut dan sikap tubuh lainnya tidak ikut bergerak,”jelasnya, kepada peserta yang diikuti oleh beberapa awak media dan influenzer tersebut.(HS)