
HALO KENDAL – Akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa bantaran Sungai Bodri mengalami longsor, akibat luapan air sungai.
Kepala PUPR, Sugiono bersama awak media menyusuri aliran sungai Kalibodri dengan menggunakan perahu milik warga, guna meninjau langsung keadaan beberapa bantaran sungai yang longsor, Senin (1/2/2021).
Setelah menempuh jalur sungai sekitar dua kilometer dari pangkalan perahu Desa Pidodo, tibalah di Dusun Pilangsari, Desa Pidodo Kulon, Kecamatan Patebon, yang paling parah terkena luapan air.
Pengakuan salah seorang petani, warga RT 04 RW 04, Desa Pidodo Kulon, Subandrio, banjir bandang yang terjadi kemarin sangat dahsyat.
“Iya ini yang terparah. Bahkan luapan air dari Kalibodri kemarin sampai setinggi pohon pisang atau dua meteran. Sawah dan perkebunan rusak semua,” ungkapnya.
“Ini daerah yang terparah terkena luapan sungai. Sawah dan ladang milik warga rusak berat. Bahkan luapan air dari Kalibodri menggerus sisi bantaran hingga lebar sepuluh meter,” kata Sugiono, sambil menunjuk longsoran sungai.
Dijelaskan, Dusun Pilangsari merupakan perbatasan antara Desa Pidodo Wetan dengan Pidodo Kulon, Kecamatan Patebon.
“Selain persawahan di Dusun Pilangsari, luapan air juga menggenangi wilayah timur yakni Desa Bangunsari, Patebon. Di sana juga parah,” ungkapnya.
Usai dari lokasi tersebut, peninjauan tanggul dilanjutkan ke bantaran yang masuk Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon dengan menempuh perjalanan perahu sejauh dua kilometer.
Dalam penyusuran di sungai, terlihat ambrolnya tanggul di Desa Bangunsari. Selain itu tanah juga tergerus.
Sugiono mengaku, dengan keadaan ini, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR dan Provinsi Jawa Tengah guna upaya antisipasi banjir di kemudian hari. Hal ini menurutnya, soal sungai adalah kewenangan pemerintah provinsi.
“Kewenangan pengelolaan sungai sebenarnya ada di provinsi. Insya-Allah dalam waktu dekat, segera dibangun bendungan karet di Waduk Besar Kali Bodri,” pungkasnya.(HS)