in

Kemenkes dan Pemda Berkolaborasi Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Usai Libur Nataru

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin

 

HALO SEMARANG – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19, setelah libiur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Kami ingin memastikan seluruh infrastruktur kesehatan di seluruh kota-kota besar yang taraf infeksinya tinggi itu siap. Kami akan bekerja keras di liburan akhir tahun ini, untuk memastikan bahwa ini siap,” kata dia, dalam keterangan pers, di Kantor Presiden, Jakarta, seperti dirilis Setkab.go.id.

Budi menambahkan bahwa Kemenkes juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, dalam mengantisipasi lonjakan ini.

“Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan pemerintah daerah, untuk memastikan bahwa rumah sakit kita siap, ruang isolasinya cukup, ranjangnya cukup, ICU-nya cukup, dokternya juga cukup, perawatnya ada, obatnya siap, alat pelindung dirinya siap, dan sebagainya,” ungkapnya.

Walau pemerintah sudah menyiapkan antisipasi sebaik mungkin, Menkes meminta agar masyarakat juga tak boleh lengah. Selain tetap harus melaksanakan protokol kesehatan, yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, masyarakat sebaiknya untuk mengurangi mobilitas sesudah libur panjang. Hal ini guna mengurangi penyebaran infeksi virus Covid-19.

“Alangkah baiknya bila setelah kita pulang nanti, atau selama kita juga mempersiapkan untuk masuk kerja nanti, kita lebih banyak melakukan pekerjaan di rumah, kita mengurangi mobilitas kita bergerak selama 5-10 hari,” tuturnya.

Dalam keterangan persnya, Menkes juga menyampaikan mengenai varian baru Virus Corona yang muncul di Inggris. Strain yang dinamai B117 atau N501Y ini, imbuhnya, adalah mutasi dari virus SARS-cov-2.

Menkes mengatakan, berdasarkan informasi dari para ahli, strain baru virus Covid-19 ini memang terbukti lebih mudah menular, namun demikian tidak terbukti berakibat lebih parah atau fatal.

Strain ini juga dapat dideteksi dengan alat deteksi yang ada sekarang, termasuk swab antigen dan swab PCR.

Untuk mengetahui keberadaan varian ini di Indonesia, Menkes mengatakan perlu dilakukan whole genome sequencing, untuk mendeteksi hal tersebut. Kemenkes akan bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi untuk melakukannya.

“Kami akan mengoordinasikan beberapa lab, mungkin ada sekitar 11 dari 12 lab di Indonesia, bersama Menteri (Ristek/Kepala) BRIN, yang memiliki kemampuan untuk genomesequencing, untuk bekerja sama, bertukar informasi dan proses kerja. Kami juga akan memastikan bahwa rumah sakit-rumah sakit rujukan yang banyak pasien Covid-19-nya mengirimkan sampelnya secara rutin ke jaringan lab ini,” ujarnya.

Menkes juga memastikan untuk melakukan rutin genome sequencing untuk melihat apakah ada strain baru dan akan selalu bekerja sama dengan lab-lab internasional yang rutin melakukan genomesequencing untuk melihat dan mengetahui pola penyebarannya di dunia. (HS-08)

Musim Hujan, Penularan Wabah Corona Makin Mengkhawatirkan

Dewan Keamanan PBB Sahkan Resolusi Penanggulangan Terorisme Prakarsa Indonesia