in

Keluarga Pasien Covid-19 Terbantu Jogo Tonggo

Foto : jatengprov.go.id

 

HALO PEKALONGAN – Program Jogo Tonggo yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah, H Ganjar Pranowo untuk menekan penyebaran Covid-19, sekaligus mencegah adanya warga yang kelaparan selama pandemi, mendapat sambutan positif warga di lingkungan Kelurahan Podosugih, Kota Pekalongan.

Program tersebut diimplementasikan warga dengan membentu satuan tugas di tingkat kebayanan atau rukun tetangga (RW), yakni Satgas Kesehatan, Satgas Ekonomi, Satgas Sosial Keamanan, dan Satgas Hiburan.

Salah satu warga Kelurahan Podosugih, Is Susiloningsih mengaku sangat terbantu dengan adanya Program Jogo Tonggo. Dia mengaku merasa sangat senang, para tetangganya bergotong-royong membantu, ketika salah satu keluarganya dinyatakan positif terpapar virus Covid-19, dan terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Saat itu menantu saya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, berdasarkan hasil tes usap (swab tes) yang keluar tanggal 5 Oktober. Walaupun yang bersangkutan berbeda rumah dengan saya, tetapi setiap pagi, sebelum berangkat bekerja dia menitipkan anak. Sehingga saya sekeluarga juga harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Sedangkan menantu saya diisolasi di Gedung Diklat yang disediakan oleh Pemkot Pekalongan,” ucap wanita yang biasa dipanggil Is itu, seperti diberitakan jatengprov.go.id, Kamis (26/11)

Lanjut Is, ketika menantunya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, dia sekeluarga, dengan kesadaran diri, langsung menjalani isolasi mandiri dan tidak keluar rumah selama 14 hari.

Dia bersyukur, para tetangga dengan sigap dan tanggap membantunya memenuhi kebutuhan sehari-sehari, selama menjalani isolasi mandiri di rumah.

Dia mengungkapkan, setiap hari ada saja tetangga yang membantu menyuplai makanan, dan membawakan sejumlah bahan pangan, minuman, serta vitamin penambah imun.

“Alhamdulillah, saat ini sudah sehat semua. Kami berterima kasih sekali dengan adanya Program Jogo Tonggo yang digalakkan di Kelurahan Podosugih ini. Setiap hari warga bergantian membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga kami. Ada yang membawakan makanan siap saji, bahan makanan mentah untuk diolah, vitamin dan minuman. Mereka menggantungkan barang-barang tersebut di pagar rumah untuk disantap kami sekeluarga,” bebernya.

Hal senada diungkapkan Isnawati, warga Kelurahan Podosugih yang pernah terpapar Covid-19. Wati, sapaan akrabnya, mengaku terpapar dari anaknya yang bekerja sebagai tenaga medis di salah satu puskesmas yang ada di Kota Pekalongan. Ketika anaknya dinyatakan positif, ia lebih memilih menjalani isolasi mandiri di lantai dua rumahnya, terpisah dengan suami dan cucu-cucunya. Sementara, anaknya yang bekerja di puskesmas, menjalani isolasi di Gedung Diklat.

Pada awalnya, Wati mengaku, sebelum adanya sosialisasi dari Satgas Jogo Tonggo Kelurahan Podosugih, ada beberapa tetangga yang sempat menjauh. Namun dengan sosialisasi secara intens yang diberikan oleh Satgas Jogo Tonggo tersebut, perlahan-lahan para tetangga memahami dan tergerak membantu sesamanya.

“Anak saya yang terkonfirmasi positif ini, memiliki bayi yang masih menyusui. Sehingga ada tetangga yang sukarela membantu membawakan ASI untuk bayinya, selama saya menjalani isolasi mandiri di lantai dua rumah. Kami berdua memang terpapar Covid-19 sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun, dengan dukungan para tetangga yang saling membantu, kami dapat menjalani isolasi mandiri dengan baik, tanpa perlu takut kelaparan atau kesusahan,” jelasnya.

Ketua Satgas Jogo Tonggo Kelurahan Podosugih, Aris menyampaikan, pelaksanaan program Jogo Tonggo yang dicetuskan Gubernur Jawa Tengah mancakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan keamanan, serta jaring ekonomi.

Menurut Arif, dengan mengaktifkan Program Jogo Tonggo ini, menjadi langkah yang cukup efektif untuk meminimalisasi persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Mulai persoalan kasus Covid-19, hingga dampak yang ditimbulkannya.

Dalam pelaksanaan Jogo Tonggo, lanjutnya, ada beberapa kegiatan yang memberdayakan masyarakat setempat, untuk saling menolong tetangganya jika ada yang terpapar, maupun saling mengingatkan untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Seperti wajib memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, disiplin menjalankan isolasi mandiri apabila terpapar, dan sebagainya.

“Dalam pelaksanaannya, program Jogo Tonggo ini terbagi dalam empat bidang yaitu, kesehatan, ekonomi, sosial dan keamanan, serta hiburan. Bidang ekonomi misalnya, harus dapat memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan selama wabah dan mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca pandemi,” tandasnya.

Ia berharap, setiap warga selalu menengok tetangga sebelah kanan dan kirinya. Kemudian, jika ada yang kesusahan, segera lapor RW untuk dicarikan solusi secara bersama-sama. Pihaknya juga menyediakan rumah isolasi, dapur umum, sarana kesehatan, lumbung pangan, penyemprotan disinfektan, maupun sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan lainnya.

Sementara itu sebelumnya Wali Kota Pekalongan, HM Saelany Machfudz mengatakan solidaritas sosial warga RW 09 Kelurahan Podosugih, dapat tumbuh dengan baik. Mereka sangat peduli pada tetangga dan lingkungan, serta kompak dalam upaya penanganan dampak pandemi ini.

Warga melaksanakan sosialisasi, penyemprotan rumah, olahraga bersama, dan menggecarkan adaptasi kebiasaan baru, yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

“Dan yang paling penting adalah saling membantu kebutuhan warga yang terkena Covid-19, berupa pemberian bantuan makanan dan lain-lain. Rupanya, RW 09 Kelurahan Podosugih ini juga telah memiliki akun aplikasi Jogo Tonggo, yang dapat diakses warga setiap hari,” terang Saelany. (HS-08)

Kian Termotivasi bersama Tim Pabrikan Ducati

Demak Raih 2 Penghargaan Pelayanan Publik