in

Kecamatan Sidoharjo Jadi Penyangga Pertanian Kabupaten Sragen

Panen raya di Dukuh Ngloru, Desa Patihan dan Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Srageb, baru-baru ini. (Foto : sragenkab.go.id)

 

HALO SRAGEN – Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen mendapatkan kepercayaan untuk mendukung Panen Raya Padi Nusantara 1 juta hektare, yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).

Kecamatan Sidoharjo dipilih karena merupakan penyangga pertanian di wilayah Kabupaten Sragen, dengan luas wilayah hamparan sawah adalah 3.274 hektare.

Sehingga saat musim panen kali ini, hampir 80 persen dipanen. Dari jumlah luas lahan pertanian yang sudah dipanen, adalah 2.716 hektare, dan yang belum dipanen adalah 558 hektare.

Hal itu disampaikan Camat Sidoharjo, Agus Tri Pranoto saat mendampingi Wakil Bupati H Suroto dan Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Muhammad Taufik Ratori dalam panen raya di Dukuh Ngloru, Desa Patihan dan Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, baru-baru ini.

“Hasil produk pertanian hortikultura Kecamatan Sidoharjo telah merambah secara Nasional, khususnya sampai ke Jakarta dan Surabaya. Terbukti di sepanjang jalan Sragen-Masaran-Solo, ada beberapa gudang beras yang menyuplai ke berbagai kota termasuk Jakarta,” kata dia, seperti dirilis sragenkab.go.id.

Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan RI, Muhammad Taufik Ratori menerangkan kegiatan panen padi serentak di 14 Kabupaten di Jawa Tengah, diawali di Kabupaten Kebumen, dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

“Saat ini pertanian dan hortikultura mempunyai beberapa permasalahan yang cukup kompleks, seperti adanya perubahan iklim,” kata dia.

Menurut dia, seharusnya saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau, namun sekarang masih hujan. “Sehingga berpengaruh terhadap sistem tanam dan produktivitas kita,” kata dia.

Invasi Rusia ke Ukraina, juga berpengaruh terhadap pupuk, lantaran bahan bakunya banyak yang dari Rusia, sehingga harga pupuk pun naik.

Dalam kondisi yang terbatas, produksi pertanian masih mengalami kenaikan sampai 16 persen.

Dengan sinergi dari berbagai unsur termasuk Pemerintah Daerah, melalui penyuluh dan petani sampai saat ini indikator kesejahteraan petani (NTP) naik dari 99 persen, menjadi 110 persen.

Pada 2021 ekspor padi juga mengalami kenaikan 40 persen, sehingga indikator-indikator positif tersebut, berperngaruh terhadap perekonomian nasional.

Wakil Bupati Sragen, Suroto dalam sambutannya menyatakan wilayahnya merupakan daerah agraris, karena 60 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian.

Luas lahan sawah yang dilindungi adalah 42.138,90 hektare atau 42 persen dari luas seluruh Kabupaten Sragen.

“Tahun 2021 luas tanam mencapai 109.199 hektare, dengan produksi gabah kering giling mencapai 605.115 ton, atau setara dengan 389.395 ton beras. Sementara kebutuhan pangan (beras) penduduk Sragen, sebesar 83,468 ton per tahun, sehingga surplus beras tahun 2021 sebesar 303.891 ton,” ungkapnya.

Menurutnya, musim tanam I dilakukan pada Oktober2022 – Januari 2023, di lahan seluas 41.351 hektare.

Lahan tersebut berada di sekitar Bengawan Solo, seperti di Masaran, Tanon, Plupuh, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Gesi, Sukodono dan Jenar.

Beberapa saat yang lalu, lahan sawah seluas 866 hektare itu terkena musibah banjir.

“Walaupun terkena banjir, tanaman padi aman, namun kualitasnya menjadi menurun. Dan beberapa tanaman lain mengalami puso di lahan seluas 1 hektare seperti pada bawang merah dan cabe,” tambahnya.

Saat ini Kabupaten Sragen memiliki Modern Rice Milling Plant (MRMP) atau Sentra Penggilingan Padi Modern, milik Perum Bulog, di Desa Karangmalang, Kecamatan Masaran.

MRMP tersebut diharapkan dapat menyerap gabah petani saat panen raya.

Hadir dalam kesempatan Panen Raya Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen dr. Hargiyanto M.Kes, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, perwakilan Kepala OPD Kabupaten Sragen dan jajaran Direktorat Jenderal Kementrian Pertanian RI serta Gapotan Kecamatan Sidoharjo. (HS-08)

Mulai Terbiasa dengan Tekanan

Hadiri Musda IX MUI, Bupati Blora Cerita Soal Berkah dari Kunjungan Jokowi