in

Kasus Omricon di Jateng, DPRD Minta Masyarakat Tidak Lengah

Foto Ketua Komisi E Abdul Hamid DPRD Jateng, (Foto : Istimewa)

 

HALO SEMARANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mengimbau masyarakat untuk terus memperketat protokol kesehatan dan mewaspadai Covid 19 varian Omicron, yang sudah ada di Kota Semarang.

Ketua komisi E Abdul hamid, mengatakan varian Omicron ini bisa lebih mudah menular kepada semua umur, khususnya kepada anak-anak usia 6 – 11 tahun. Sehingga pentingnya untuk mewaspadai virus tersebut, sembari tetap memperketat protkol kesehatan.

“Memang omicron ini tidak hanya menyerang lansia atau orang dewasa, tapi potensi juga kepada anak-anak. Sehingga jangan sampai lengah dengan masa landai Covid 19. Harus tetap waspada dan taat protokol kesehatan,” kata Abdul Hamid, Senin (24/01/2022).

Hamid juga meminta pemerintah untuk mempercepat vaksinasi, sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.

“Sehingga langkah pemerintah harus melakukan percepat vaksinasi, oleh karena itu, untuk saat ini sudah tidak bisa ditawar lagi,” ungkap Hamid.

Sementara sebelumnya, ada empat orang dari satu keluarga di Kota Semarang terdeteksi kasus Covid-19 varian Omricon, pada Jumat (21/1/2022) lalu.

Satu dari anggota keluarga tersebut, diketahui adalah anak berusia 7 tahun. Menanggapi hal itu, sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah, Moh Syarofil Anam mengatakan, Adanya temuan kasus yang sudah menyasar usia anak di Jawa Tengah, jelas Anam, pihak sekolah harus segera menuntaskan target vaksinasi pelajar.

“ini menunjukan virus bisa dan sudah menyerang anak-anak. Dinas terkait maupun pihak sekolah harus lebih waspada,” kata Anam,

Selain itu, pihaknya memberikan saran, jika ada pelajar yang belum divaksin karena alasan kesehatan atau komorbit, agar bisa dialihkan pembelajaran secara daring terlebih dahulu.

“Bahkan kalau bisa jangan hanya siswa-siswi saja yang divaksin. Petugas sekitar sekolah juga, seperti petugas administasi,  penjaga sekolah, atau semua yang berhubungan dengan sekolah itu. Kemudian, kantin tidak boleh buka dulu,” jelas Anam.

Dengan adanya penemuan kasus varian omricon di usia anak, pihaknya menyebut dapat berdampak pada penyebaran di lingkungan sekolah atau pemberhentian sementara PTM 100 persen yang sudah berjalan sejauh ini.

Anam menambahkan, varian Omricon yang menyasar anak-anak ini gejala tidak jauh berbeda dengan yang dialami orang dewasa. Selain itu, gejala yang ditimbulkan tidak lebih berat dari varian delta. Namun, daya penyebaranya lebih kuat dari varian lainya.

Oleh sebab itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh orang tua agar lebih waspada terhadap varian baru (Omricon) ini. Disisi lain, orang tua juga harus memiliki pendirian yang utuh dalam menjaga setiap anaknya.

“Simisal anaknya sedang tidak sehat. Ya orang tua harus sadar dan tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM dulu. Kemudian vaksin kepada anak, karena orang tua menjadi kunci kesuksesan anak juga,” kata Anam.(HS)

DKP Kendal Terus Dorong Nelayan Miliki E-Pas dan Asuransi

Varian Omicron Masuk Semarang, Dinkes Percepat Vaksinasi Booster