in

Jadi Korban “Begal Payudara”, Pelajar SMP Mengalami Trauma Hingga Takut Keluar Rumah

Potongan rekaman CCTV aksi begal payudara yang menimpa Siswi SMP di dekat gapura gang Kalicari  3,RT 2 RW 3, Kelurahan Kalicari, Kecamatan Pedurungan.

 

HALO SEMARANG – Seorang pelajar kelas 2 SMP asal Semarang berinisal TM (14), menjadi korban kejahatan seksual yang kerap disebut “pembegalan payudara”.

Kejadian tak wajar itu terjadi pada Senin (7/6/2021) pukul 17.28 WIB, saat korban sedang berjalan sendirian di dekat gapura gang Kalicari  3,RT 2 RW 3, Kelurahan Kalicari, Kecamatan Pedurungan.

“Kronologi kejadian “begal payudara” bermula saat korban berjalan pulang ke rumahnya. Korban baru saja membeli makanan ringan di warung yang tak jauh dari rumahnya,” ungkap Ketua RT 2, Herman saat ditemui, Rabu (10/6/2021).

Kemudian, lanjut dia, seorang pria tak dikenal tiba-tiba datang dari arah belakang korban dan melakukan aksinya dengan meremas bagian dada korban.

“Korban baru saja membeli makanan ringan di warung yang tak jauh dari rumahnya. Saat itu korban juga sempat mengelak dan berusaha melarikan diri,” bebernya.

Herman, menjelaskan, akibat kejadian itu, korban mengalami trauma hingga takut untuk keluar rumah.

“Korban masih takut keluar rumah hingga sekarang karena takut kejadian itu menimpanya lagi,” tuturnya.

Dia menambahkan, saat itu pelaku awalnya sedang melintas mengendarai motor Supra melalui pintu masuk gang dari arah barat menuju timur.

Saat di tengah jalan, kemudian melihat korban yang sedang berjalan sendirian. Lalu tanpa pikir panjang pelaku memutar balik arah kendaraannya.

“Tiba-tiba tanpa rasa takut pelaku menyerang korban. Tentu korban ketakutan,” pungkasnya.

Dia menerangkan, selepas melakukan aksinya pelaku lantas kabur ke arah barat atau Jalan Supriyadi. Kemudian membelok ke arah utara dengan melawan arus.

“Korban memiliki ciri-ciri bertubuh tambun. Helm warna putih dengan motor Supra 125 pelat H-5469-AJE,” ucap Herman.

Berdasarkan pengamatan warga, pelaku bukan warga sekitar. Namun aksi pelaku terekam kamera CCTV. Selepas kejadian itu, kata dia, sudah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

Namun, keluarga korban tak melaporkan kejadian itu secara resmi ke pihak kepolisian.

“Bingung juga mau lapor takut repot dan mental korban terganggu,” terangnya.

Sementara itu, warga setempat, Bambang menjelaskan, sempat melihat rekaman CCTV dan mendeteksi pelat nomor yang digunakan pelaku.

Dia lalu berinisiatif mengecek pelat itu di aplikasi Samsat Online Sakpole. Hasilnya, terdeteksi motor berasal dari Demak.

“Harapannya polisi lekas bertindak kasihan korban karena trauma,” imbuhnya.(HS)

Ini Kebiasaan Anggota Dewan Kendal, Yang Tak Banyak Diketahui

Rektor Unnes Ajak Masyarakat Bangkitkan Ekonomi di tengah Pandemi Covid-19