in

Industri Kreatif Produk Fashion dan Craft Muslim di Semarang Meningkat

Plh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berfoto bersama saat acara pembukaan Semarang Hijab and Craft Expo (SHE) 2019 di Mal Paragon.

 

HALO SEMARANG – Sekitar 60 eksibitor memajang produk mulai dari busana muslim, kosmetik muslim, hijab, serta berbagai kerajinan tangan seperti perhiasan dan cinderamata dalam event Semarang Hijab and Craft Expo (SHE) 2019, Rabu-Minggu (2-6/10/2019) di Mal Paragon.

Direktur Imperium Indonesia, Muhammad Reiza Makkawaru sebagai promotor kegiatan tersebut menjelaskan, event kali ini merupakan tahun kedua kegiatan itu digelar di Semarang. Yang mendasari diselenggrakannya event Semarang Hijab and Craft Expo (SHE) 2019 kali ini, karena pihaknya melihat semakin banyaknya wanita berhijab yang diiringi dengan pertumbuhan industri pakaian dan kerajinan aksesori bernuansa muslim.

“Dengan potensi permintaan busana muslim terutama hijab yang terus meningkat, kami membidik transaksi Rp 200 juta per hari,” terang Reiza saat dijumpai di Mall Paragon, Kamis (3/10/2019).

Target itu menurutnya cukup realistis, mengingat hasil pameran yang sama pada tahun lalu berada sedikit di bawah target saat ini.
Pameran yang akan digelar selama lima hari itu mengutamakan produk UKM dari Jateng dan sekitarnya.

“Kalau melihat tren, perkembangan busana muslim dan industri kreatif cukup pesat. Jadi kami coba menjadi etalase UKM untuk pameran di sini, kami gandeng pemerintah kota yang punya data terkait UKM unggulan,” imbuhnya.

Bertepatan dengan momentum Hari Batik, dia pun turut mengundang UKM dari sektor perajin batik.

Sementara, Plh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut, di Kota Semarang UKM dari sektor kerajinan yang memproduksi busana muslim dan hijab memang sedang tumbuh.

Hal itu dia dapati dari serapan program Kredit Wibawa Pemkot Semarang yang mayoritas dimanfaatkan usaha kecil di lingkup tersebut.

“Karena memang sekarang mayoritas wanita muslim berhijab. Sedangkan yang namanya wanita pasti tidak akan merasa cukup meski lemarinya sudah penuh. Peluang itulah yang benar-benar dimanfaatkan pelaku industri kecil saat ini,” imbuh Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Dia menjelaskan, hingga saat ini Kredit Wibawa memang banyak dimanfaatkan para pekau UMKM untuk peminjaman modal. Dikarenakan kredit jenis ini menawarkan bunga rendah tanpa agunan untuk UMKM di Kota Semarang. Dengan besaran mulai Rp 5 juta hingga Rp 50 juta, program tersebut tahun ini sudah disalurkan lebih dari Rp 11 Miliar.

“Jumlah itu sudah jauh meningkat dari tahun lalau yang hanya Rp 8,5 miliar. Harapan kami semakin banyak anggaran dikucurkan UMKM terutama sektor ini bisa tumbuh semakin cepat,” pungkasnya.(HS)

ICW: Deskan Keluarkan Perppu KPK akan Menguji Posisi Presiden

DLH dan Dewan Minta Masyarakat Lebih Memaksimalkan Bank Sampah