in

Indonesia Terus Dorong Kesetaraan Akses Vaksin bagi Semua Negara

Kedatangan vaksin Covid-19 AstraZeneca melalui jalur multilateral Covax Facility, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (13/07) malam. (Foto: Setkab.go.id)

 

HALO SEMARANG – Pemerintah Indonesia terus berupaya memperoleh pasokan vaksin dari berbagai jalur internasional, untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi 181,5 juta penduduk Indonesia.

Sejalan dengan upaya itu, Indonesia juga terus mendorong adanya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi, dalam keterangan persnya berkaitan dengan kedatangan 3.476.400 dosis vaksin Astra Zeneca, yang diperoleh Indonesia melalui jalur multilateral COVID-19 Vaccines Global Access (Covax) Facility, Selasa (13/07).

“Pemerintah Indonesia akan terus bekerja keras untuk mengamankan kebutuhan vaksin untuk Indonesia dan terus mendorong pada tingkat dunia kesetaraan akses vaksin bagi semua negara,” ujarnya, seperti dirilis Setkab.go.id, Rabu (14/7).

Menurut Retno Marsudi, hingga 13 Juli 2021, dunia telah memberikan 3,5 miliar dosis vaksin atau mendekati 44 persen populasi dunia. Tetapi akses vaksin tersebut masih belum merata.

“Kawasan Amerika Utara dan Eropa misalnya, dosis yang telah disuntikkan mencapai 75 persen dari populasi, tetapi di kawasan Afrika baru 4,03 persen dan kawasan ASEAN 16,3 persen dari jumlah populasinya,” kata dia.

Lebih jauh Menlu mengungkapkan bahwa Direktur Jenderal WHO, memperkirakan perlu adanya tambahan vaksin sekitar 350 juta dosis, untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen populasi di setiap negara pada September 2021, dan memerlukan 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan tahun 2022.

“Ini tentunya merupakan tantangan yang tidak kecil. Namun melalui kerja sama, melalui kolaborasi dan solidaritas tantangan ini akan dapat diatasi, dilalui bersama,” tandasnya.

Menlu RI merupakan co-chair program kerja sama vaksin multilateral Covax  Advance  Market Commitment Engagement Group (AMC EG), bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada.

Retno menyampaikan, dirinya bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, telah memimpin pertemuan ke-5 Covax AMC EG yang membahas mengenai tantangan yang dihadapi Covax terkait pasokan vaksin yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman vaksin kepada peserta Covax, termasuk anggota AMC, di mana Indonesia termasuk di dalamnya.

“Di tengah semua tantangan tersebut, Covax terus bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara, terutama negara berkembang dapat  terus ditingkatkan. Diperkirakan pasokan vaksin akan lebih baik mulai bulan September-Oktober dan seterusnya,” ujarnya.

Retno menambahkan, kenaikan pasokan vaksin juga dimungkinkan dengan telah dilakukannya kerja sama antara GAVI dengan Sinovac dan Sinopharm yang telah mendapatkan emergency use listing (EUL) dari WHO.

“Di dalam pertemuan Covax AMC Engagement Group yang saya pimpin kemarin, pihak GAVI juga menginformasikan bahwa telah terdapat komitmen ratusan juta vaksin dalam mekanisme dose-sharing. Tentunya mekanisme dose-sharing ini akan membantu peningkatan distribusi vaksin ke negara dunia,” kata dia. (HS-08)

Sampaikan Pandangan dalam Forum PBB,  Presiden Jokowi Ajak Pulihkan Dunia

Penjualan Sapi Kurban Di Kendal Cenderung Meningkat