HALO SEMARANG – Sanitasi menjadi salah satu sektoru utama untuk mensejahterakan masyaralat. Maka untuk itu program sanitasi serta pengelolaan air bersih menjadi agenda utama pemerintah. Terutama karena sanitasi menjadi kebutuhan primer masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan dan konsumsi sehari-hari.
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko mengatakan, sanitasi menjadi salah satu sektor utama dalam upaya penyejahteraan sosial. Khususnya untuk berhasil mencapai transisi menuju lingkungan ekonomi hijau.
“Pengelolaan sanitasi ini masuk dalam agenda perwujudan eonomi hijau. Bagaimana perkembangan industri yang semakin masif, juga seimbang dengan penyediaan kebutuhan air bersih untuk masyarakat,” kata Heri Pudyatmoko baru-baru ini.
Heri menambahkan, meski kualitas sanitasi di Jateng terbilang cukup baik, dalam pemberdayaannya juga menemui sejumlah tantangan yang juga signifikan. Mulai dari pertumbuhan penduduk, ketersediaan air baku, penggunaan air yang terus meningkat, serta kolaborasi dari pihak penyedeia jasa bersama dengan pemerintah.
“Apalagi pertumbuhan industri di Jateng juga dinamis, bahkan cenderung menanjak. Pembangunan area industri ini benar-benar harus mematuhi undang-undang yang berlaku terkait analisis dampak lingkungan. Jangan sampai industri terus digenjot tapi lalai memperhatikan alam dan kebutuhan masyarakat,” papar politisi Partai Gerindra ini.
Selain itu, menurut data yang diungkap oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, jumlah industri besar dan sedang di Jateng saat ini, mencapai 4.044. Bahkan, Jateng juga menempati posisi pertama untuk rasio pertumbuhan industri mikro dan kecil.
Data ini pun dibenarkan Heri dengan melihat jumlah industri kelas mikro dan kecil yang mecapai jumlah hingga sembilan ribu lebih industri. Heri menyatakan, angka ini masih bisa terus naik ke-depannya.
“Potensi Jateng untuk menjadi pusat industri begitu besar. Investor asing juga sudah banyak yang melirik Jateng sebagai landing investasi. Ini angin segar untuk perekonomian tapi juga peringatan untuk kesehatan alam,” kata Heri di kantornya.
Adapun sektor industri terbesar meliputi industri makanan dan minuman, batubara dan pengilangan migas, tekstil dan pakaian, pengelolahan tembakau, dan industri kayu. Selain itu, juga ada industri farmasi, obat, dan obat tradisional yang juga menempati deretan posisi utama.
Tak hanya itu, industri makanan dan minuman menjadi sektor terbesar Jateng dengan prosentase mencapai 38,13 persen, dari total industri yang ada.
“Pertumbuhan industri turut beriringan dengan sektor paling dasar dari kebutuhan tak terelakkan. Artinya, pembangunan industri ini juga berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Jika ternyata justru membuat masyarakat susah, berarti ada standar operasional yang tidak terpenuhi,” tegas Heri.
Di sisi lain, lanjutnya, perkembangan industri juga menawarkan teknologi terbarukan untuk dapat mengelola dan memajukan sistem sanitasi di Jateng. Terlebih menurutnya, Jateng memiliki sumber daya alam yang lebih dari cukup untuk bisa memenuhi akses sanitasi kualitas tinggi.
Heri pun menyebut jika pengelolaan sanitasi saat ini cenderung masih tradisional. Seperti yang diketahui, Indonesia dan Jateng khususnya, masih hanya mengandalkan PDAM untuk memenuhi hak masyarakat atas sanitasi.
“Ketersediaan PDAM masih belum mampu memenuhi kebutuhan secara menyeluruh. Bahkan masih bocor sana-sini. Itu artinya, kita butuh pembaharuan yang lebih potensial dan futuristik. Salah satungan dengan pengadaan teknologi yang mumpuni, tanpa mengurangi kualitas serta jangkauan ke masyarakat,” tuturnya.(Advetorial-HS)