in

Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Kendal “Menjerit”

Hasil panen bawang merah di Desa Kedunggading Kecamatan Ringinarum Kendal, Sabtu (11/12/2021).

HALO KENDAL – Petani Bawang Merah di Kabupaten Kendal kebingungan akibat nilai jual bawang merah anjlok. Meskipun dengan kualitas bagus, namun harga bawang merah basah di tingkat petani hanya dihargai Rp 9.000 per kilogram. Bahkan ada yang cuma dihargai Rp 8.000 per kilogram.

Padahal pada harga normal, hasil panenan petani bisa dijual mencapai Rp 15 ribu-Rp 20 ribu/kg.

Salah seorang petani bawang merah di Desa Kedunggading, Kecamatan Ringiarum, Kabupaten Kendal, Muhti mengungkapkan, hasil panen bawang merah kali ini cukup bagus dan dipanen cukup umur.

Muhti berharap, pemerintah bisa memberikan solusi atas siklus anjloknya harga barang merah setiap panen raya. Minimal menambah stok pupuk subsidi untuk meringankan biaya produksi. Karena harga bawang merah saat ini tidak mendukung perekonomian petani.

“Hasil bawangnya memang bagus. Tapi ya itu harganya anjlok. Hanya di angka Rp 8.000-Rp 9.000 per kilogram. Kami memilih pasrah dengan tetap menjual hasil panen. Sebagian hasil panen juga kami pergunakan, untul bibit tanam akan datang,” ungkapnya, Sabtu (11/12/2021).

Hal senada diungkapkan petani lain, Supriyadi, setengah dari hasil penennya dibuat bibit bawang merah untuk musim tanam pada Februari mendatang.

“Sisanya ya tetap saya jual dengan harga murah untuk ongkos musim tanam lanjutan,” ungkapnya.

Supriyadi mengaku, sebenarnya ia tidak mau menjual semua hasil panen bawang merahnya dengan harga jauh dari harapan. Karena, harga jual di bawah Rp 10.000 tetap akan membuat petani merugi.

Ia pun berharap, siklus tahunan yang terjadi setiap panen raya ini bisa dicarikan solusi oleh pemerintah. Sehingga beban petani bawang merah jadi lebih ringan.

“Belum lagi, kami harus membeli bibit bawang merah untuk tanam di musim setelahnya. Yang jelas, biaya produksi tanam bawang merah sangat tinggi, semua mahal. Jika dihitung, minimal harga jual Rp 15.000 per kilogram biar gak rugi. Kalau mau untung sedikit, harga jual harusnya Rp 20.000 per kilogram,” imbuhnya.

Sementara Kepala Desa Kedunggading, Kecamatan Ringinarum, Budiyono mengatakan, anjloknya harga bawang merah, bukan pengaruh dari musim hujan. Ia juga mengaku, tidak mengetahui pasti penyebab turunnya harga jual bawang merah yang mencapai harga di bawah Rp 10.000 per kilogram.

“Biasanya harga terendah tertahan di angka Rp 10.000 – Rp 11.000 per kilogramnya. Dengan jaminan kualitas bawang merah tetap bagus dan besar,” jelas Budiyono.

Dirinya berharap, kepada pemerintah daerah hingga pusat, agar memperhatikan betul kesejahteraan petani, termasuk petani bawang merah yang tersebar di beberapa daerah.

Karena menurutnya, biaya menanam bawang merah ini mahal. Bahkan para petani di desanya sampai ada yang menggadaikan BPKB kendaraan sebagai jaminan.

“Kalau hasil penen turun drastis, bisa-bisa hilang barang berharganya. Karena semua penunjang tanaman bawang merah serba mahal. Jadi kami berharap, pemerintah bisa memberikan solusi hal ini,” pungkas Budiyono.(HS)

Kecewa Peringkat Klien Kurang Melesat

Kecelakaan Maut Di Jalan Walisongo KM 9 Semarang, “Pak Ogah” Meninggal Usai Tersambar Truk