BERKUNJUNG ke Kota Semarang tak lengkap rasanya jika tak mencicipi berbagai macam kuliner khas kota ini. Ada banyak makanan khas seperti lumpia, tahu gimbal, atau soto, yang bisa dinikmati wisatawan saat berlibur di Kota Semarang.
Tak hanya kuliner, ada pula pilihan tempat makan dan jajanan unik yang patut dicoba, salah satunya Angkringan Pinggir Kali, terletak di Jalan Kalialang Lama RT 2 RW 1, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati. Angkringan ini masuk di wilayah Kampung Jawi, sebuah desa wisata yang dikelola oleh warga setempat.
Lokasi yang ditempuh dari pusat Kota Semarang memang lumayan jauh. Namun pengunjung yang memiliki banyak waktu bisa mencoba mampir di tempat ini.
Jauhnya tempat tersebut akan dibayarkan dengan suasana desa, serta alunan musik khas Jawa ditambah dengan kuliner yang bernuansa tradisional khas Jawa. Lampu sentir dan obor menjadi penerang, pelengkap suasana pedesaan yang memang ditonjolkan di tempat makan ini.
Awal mula terbentuknya Kampung Jawi ini, dari inisiatif Siswanto selaku pengerak budaya yang ingin melestarikan tradisi yang ada di Indonesia, terutama di Jawa.
Selain menawarkan makanan bernuansa angkringan, di Kampung Jawi juga ada banyak permainan edukasi seperti paket belajar bahasa jawa, paket dolanan (Egrang, Congklak, Bakiak, lompat tali, Gerobak Sodor, Ular-ularan).
“Pengunjung tidak hanya warga lokal namun juga dari manca negara,” kata Siswanto yang juga Ketua Rw 1 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati.
Keunikan dari Kampung Jawi sendiri terletak pada alat transaksinya yang diberi nama “Kepeng”. Nama Kepeng diambil dari penyebutan mata uang zaman dahulu. Bentuk Kepeng yang ada di sini berupa balok pipih yang berbahan dasar kayu, dengan nilai tukar 1 Kepeng senilai Rp 3.000.
Pengunjung diharuskan menukarkan uang rupiah yang dia bawa dengan Kepeng, untuk membeli makanan yang tersedia di Kampung Jawi. Penamaan Kepeng sendiri juga diterapkan pada menara yang ada di Kampung Jawi, yaitu Menara Kepeng yang terbuat dari bambu.
“Transaksi jual beli di sini menggunakan Kepeng. Kepeng sendiri merupakan alat tukar tempo dulu, yang saat itu difungsikan untuk memudahkan manajemen kontrol rupiah. Satu Kepeng di sini kami tukar dengan uang senilai Rp 3.000, dan pengunjung bisa menukar berapapun, dan nanti bisa dibelanjakan di angkringan Kampung Jawi,” kata Siswanto.
Di masa pandemi seperti ini Kampung Jawi juga mengikuti arahan dari pemerintah, untuk menerapkan protokol kesehatan.
Bahkan sebelumnya, Kampung Jawi sempat ditutup sementara, namun sekarang sudah mendapat izin dari Pemkot Semarang untuk dibuka kembali.
Tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan. Kampung Jawi ini buka setiap hari, mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB.(Ummi Miftahul Khoiriyyah-HS)