in

Gerakkan Sektor Informasl, Kemenaker Gelar Pelatihan Kuliner Berbahan Dasar Daging di Batang

Staf Khusus Menaker RI, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa menghadiri pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar daging, kepada pelaku UMKM di Desa Padomasan, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, baru-baru ini. (Foto : batangkab.go.id)

 

HALO BATANG – Kabupaten Batang yang sedang berproses menjadi kota industri, membutuhkan peran banyak pihak untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam mendukung hal tersebut, Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Semarang, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), menggelar pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar daging kepada pelaku UMKM di Desa Padomasan, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, baru-baru ini.

Pelatihan ini merupakan upaya untuk menggerakkan sektor informal, sehingga mampu mendukung terwujudnya Batang sebagai kota industri.

Staf Khusus Menaker RI, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa, menyampaikan pelatihan yang diberikan kepada kaum ibu dan pedagang kecil, manfaatnya akan lebih terasa, dalam pemenuhan pangan di sektor industri.

“Yang disiapkan mulai dari petani, sistem budidayanya, produksi, pasca panen, pengemasan hingga pemasaran, semuanya terkoneksi,” kata dia, seperti dirilis batangkab.go.id.

Sumber daya manusia yang berkompeten sedang disiapkan, lalu diperkuat dengan ekosistem usaha, sehingga menciptakan gerakan ekonomi yang besar bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang.

“Tujuan akhirnya agar masyarakat bisa mandiri, berdaya,di tengah industrialisasi, sehingga tidak jadi penonton lagi, bagi mereka yang masuk di sektor formal maupun informal, bergerak sesuai peran masing-masing,” kata dia.

Omah Tani

Sementara itu dalam kunjungannya ke Batang, Staf Khusus Menaker RI Caswiyono Rusydie Cakrawangsa juga menghadiri perayaan 25 tahun Omah Tani, di Desa Simbangdesa, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, belum lama ini.

Menurut Caswiyono Rusydie Cakrawangsa, setelah para petani mendapatkan haknya dalam penggunaan lahan, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yakni agar petani memanfaatkannya secara tepat guna, sehingga mereka tetap produktif dan sejahtera.

“Petani itu harus kompeten, punya kemampuan sehingga kehidupannya lebih sejahtera. Dengan hadirnya industrialisasi akan banyak berpengaruh dalam segala sektor salah satunya pertanian, yang berperan dalam pemenuhan pangan para pekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang,” katanya.

Pembina Omah Tani Handoko Wibowo, mengatakan kontribusi Omah Tani hanya berfokus pada penyelesaian konflik agraria, sehingga manfaatnya ada ribuan petani yang mendapatkan haknya.

“Dari puluhan ribu tanah, sekarang sudah ada 2 ribu petani yang mendapatkan sertifikat tanahnya secara gratis. Pemanfaatannya jelas untuk pertanian dan turunannya,” kata dia, seperti dirilis batangkab.go.id.

Pekerjaan rumah yang hingga kini belum terselesaikan, adanya konflik agraria yang tidak ada ujungnya. Omah Tani, menurut dia akan berupaya menyelesaikannya secara bertahap. (HS-08)

Bupati Blora Terima Penghargaan dari Kapolda Jawa Tengah

HUT Ke-17 PPDI, Ribuan Perangkat Desa Padati Alun-alun Kidul Boyolali