in

Gendar Pecel, Makanan Tradisional Yang Makin Diminati Warga

Foto ilustrasi gendar pecel.

 

GENDAR pecel, nama makanan tradisonal masyarakat Jawa Tengah yang saat ini banyak diminati masyarakat modern. Berisikan aneka sayuran rebus yang diguyur sambal kacang beserta irisan gendar, menjadi sajian lezat yang banyak dijual masyarakat, mulai dari jualan keliling hingga di pasar tradisional.

Seperti namanya, gendar pencel merupakan perpaduan antara pecel dan gendar. Makanan ini cukup populer di wilayah Grobogan (dengan nama puli pecel), Kota Semarang, Salatiga, Boyolali, dan Solo, Jawa Tengah. Yang membedakan gendar pecel dengan pecel lainnya adalah lantaran makanan ini menggunakan gendar sebagai sumber karbohidrat.

Gendar sendiri adalah olahan nasi yang dicampur dengan ragi. Zaman dulu, “nasi sisa” biasa diolah kembali dengan bantuan bleng (garam mineral konsentrasi tinggi, natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat) yang berfungsi mengembangkan dan mengenyalkan adonan.

Olahan nasi itu lalu dikukus danditumbuk agar lebih padat. Pengolahan ini dilakukan untuk meminimalisir pembuangan nasi sisa, daripada mubazir terbuang. Namun karena saat ini peminatnya banyak, gendar sengaja dibuat dengan nasi baru, agar tekstur dan penampilannya lebih bersih.

Tekstur gendar berbeda dengan lontong atau ketupat, karena lebih kenyal dan gurih. Untuk menyajikannya bersama pecel, gendar dipotong-potong, lalu diberi berbagai sayuran rebus, dan diguyur bumbu kacang. Biasanya juga ditambah menu gorengan seperti mendoan atau bakwan.

Sayuran dalam gendar ini bisa macam-macam, tapi umumnya ada bayam atau kangkung, dan tauge. Gendar pecel biasa disajikan di atas daun pisang agar lebih beraroma.

Beberapa penjual gendar pecel biasanya berjualan di sekitar pasar tradisional, salah satunya di Pasar Sendangmulyo Semarang. Seporsi gendar pecel biasa dijual dengan harga Rp 3.000, berisi 5 sampai 7 irisan gendar beserta pecel. Sangat murah, dan makanan ini biasa disajikan pagi hari, untuk menu sarapan.

“Biasanya kami membeli untuk sarapan, satu orang dewasa dua porsi sudah kenyang,” kata Purnomo, warga Seruni Residence, Kelurahan Sendangmulyo Semarang, saat ditemui sedang membeli gendar pecel di Pasar Sendangmulyo, Sabtu (3/7/2021).

Siti, salah satu penjual gendar pecel mengatakan, setiap hari dia menjajakan gendar pecel secara berkeliling.

“Sehari paling tidak habis 5 kg sampai 10 kg gendar, dengan harga per porsi Rp 3.000. Jualnya pagi saja, karena pukul 09.00 biasanya sudah habis. Peminatnya memang banyak,” kata warga Tembalang ini.

Di pasar-pasar tradisional di Kota Semarang, penjual gendar pecel semakin banyak ditemukan. Hal itu karena saat ini, di tengah pandemi peminatnya sangat banyak.

Karena mudah mendapatkan, serta ada sayuran yang dianggap baik untuk kesehatan, makanan tradisional semacam gendar pecel banyak diburu masyarakat.(HS)

Polda Jateng Pastikan Tindak Tegas Terhadap Pelanggar PPKM Darurat

Program Vaksinasi Di Kendal Akan Dipercepat