Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir adalah yang paling rentan terdampak perubahan iklim atau krisis iklim. Seperti terjadinya genangan banjir rob. Bahkan, hampir dua tahun ini banjir rob tidak pernah berhenti menggenangi permukiman-permukiman di wilayah pesisir Kota Semarang, seperti wilayah Tambak Lorok, Kelurahan Tanjungmas, dan sebagian wilayah Kecamatan Semarang Utara lainnya.
Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang, Slamet Ari Nugroho mengatakan, perhatian pemerintah pada sektor pesisir dirasa kurang serius. Contohnya pada mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim, alokasi anggaran masih kalah jauh dengan sektor-sektor lainnya.
Sehingga dirinya meminta pemerintah serius dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim wilayah pesisir, termasuk juga mengalokasikan anggaran untuk menanganinya.
Dikatakan Ari, sapaan akrab Slamet Ari Nugroho, biasanya masyarakat nelayan yang juga tinggal di wilayah pesisir setiap tahun harus meninggikan lantai rumahnya karena rob. Bahkan, nelayan pun terpaksa mencari pinjaman untuk meninggikan rumahnya, dan ini terjadi berulang-ulang.
“Karena air rob selalu menggenang di perkampungan nelayan, sehingga mengganggu aktivitas warga,” katanya, Rabu (15/12/2021).
“Semoga Bappeda Jawa Tengah dan Kota Semarang bisa segera melakukan langkah-langkah kongkret dalam menyikapinya. Minimal ada rencana jangka pendek agar masyarakat pesisir tidak merasa dimarginalkan dari program pembangunan,” sambung Ari .
Selain itu, kata Ari, dalam segi pelayanan publik, misalnya tentang kelengkapan administrasi surat-surat kenelayanan, KNTI meminta kemudahan akses pembuatan e-Pas Kecil, Surat Izin Berlayar, Rekomendasi BBM Bersubsidi, dan adanya gerai-gerai layanan di basis-basis nelayan.
“Jika hal-hal itu semua dipermudah oleh pemerintah, maka angka kemiskinan di wilayah pesisir bisa ditekan. Contoh dalam perubahan iklim setiap tiga tahun masyarakat selalu mengeluarkan uang lebih untuk meninggikan rumahnya dan jalan menjadi rusak karena sering direndam rob,” ujar Ari.
Salah satu warga Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Tri mengatakan, dampak rob mengganggu aktivitas warga, apalagi saat genangan tinggi hingga menggenangi jalan dan kadang masuk ke rumah. “Semoga pemerintah membantu dalam menangani banjir rob ini. Apalagi saat ini musim hujan, rawan melimpas ke badan jalan dan permukiman warga,” pungkasnya.(HS)