HALOSEMARANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta agar masyarakat di wilayah Ambarawa, Kabupaten Semarang dan Salatiga, tetap mewaspadai gempa-gempa Swarm yang kemungkinan masih akan terjadi.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, dalam keterangan tertulisnya, mengatakan jika terjadi gempa seperti itu, maka masyarakat hendaknya menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak.
Hal ini karena bangunan-bangunan tersebut, dapat setiap saat roboh, walaupun dengan magnitudo gempa yang kecil.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan,” kata dia.
Seperti diketahui, Jumat (14/1/2022), pukul 04.06 WIB, wilayah Ambarawa, Kabupaten Semarang, kembali diguncang gempa, dengan magnitudo 2.2. Gempa dengan kedalaman 17 kilometer itu terjadi di darat, berpusat pada koordinat 7.28 LS dan 110.36 BT dan kedalaman 17 kilometer, atau tepatnya pada jarak 16 kilometer barat laut Kota Salatiga.
Menurut Setyoajie Prayoedhie, dengan memperhatikan magnitudo, lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa tersebut merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa swarm yang ke-47, di Ambarawa dan sekitarnya.
“Guncangan gempa swarm ini dirasakan di Ambarawa dalam skala intensitas II MMI, yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang,” kata dia.
Di Banten
Sebelumnya, gempa bumi lain dengan magnitudo 6,6, mengguncang wilayah Kabupaten Pandeglang, Banteng, Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui BNPB.go.id, merilis pusat gempabumi itu berada di 7.01 LS dan 105.26 BT pada kedalaman 40 kilometer.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, gempa bumi itu dirasakan kuat selama 4-5 detik, di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Warga sempat berhamburan keluar rumah saat merasakan kuatnya guncangan.
Sementara itu, laporan visual yang dihimpun dari lapangan, beberapa rumah warga di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang, mengalami kerusakan di bagian atap dan teras rumah.
Guncangan gempa bumi juga dirasakan hingga wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Beberapa warga dan pegawai kantor, sempat berhamburan keluar gedung untuk menyelamatkan diri.
BPBD Kabupaten Cianjur juga melaporkan bahwa guncangan gempa bumi itu juga sempat dirasakan di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya.
Adapun BPBD Kabupaten Lampung Barat, juga melaporkan hal yang sama, bahwa guncangan gempa bumi dirasakan hingga 2-3 detik di wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Berdasarkan update data yang dihimpun BNPB, Sabtu (15/1/2022), sebanyak 257 unit rumah mengalami kerusakan pascagempabumi M 6.6 di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Kerusakan paling banyak adalah di Kabupaten Pandeglang, dengan total rumah rusak berat sebanyak 26 unit, rusak sedang 33 unit, rusak ringan 131 unit, termasuk 10 unit sekolah, 1 puskesmas, 1 pabrik, 1 kantor pemerintahan, 1 tempat ibadah dan 1 tempat usaha.
Kabupaten Serang melaporkan 16 unit rumah rusak sedang. Kemudian di Kabupaten Lebak ada sebanyak 12 unit rumah rusak berat, 3 unit rusak sedang, 21 rusak ringan dan 3 unit bangunan sekolah. Di samping itu juga dilaporkan satu warga mengalami luka ringan terdampak gempabumi.
Selanjutnya di Kabupaten Sukabumi ada 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan serta di Kabupaten Bogor terdapat 8 rumah rusak sedang.
Guncangan gempabumi yang berpusat di 7.21 LS dan 105.05 BT pada kedalaman 40 kilometer itu, dirasakan kuat selama 2-4 detik di 11 lokasi, di wilayah barat Pulau Jawa dan Selatan Pulau Sumatera.
Guncangan itu membuat masyarakat berhamburan keluar ruangan untuk menyelamatkan diri dari hal yang tidak diinginkan.
Adapun rinciannya meliputi Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten. Kemudian Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok di Jawa Barat. Selanjutnya adalah Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Lampung Barat.
Sebagai antisipasi, masyarakat diharapkan agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Dihimbau juga agar masyarakat tetap tenang dan memastikan informasi resmi bersumber dari pihak yang dapat dipertanggungjawabkan. (HS-08)