in

Gandeng PHDI, Kota Semarang Segera Memiliki Tempat Krematorium

Ketua PHDI Kota Semarang Nengah Wirta Dharmayana.

HALO SEMARANG – Kota Semarang bakal mempunyai tempat krematorium sendiri di tahun 2022. Pembangunannya akan dilakukan bekerjasama dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Semarang.

Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) menyediakan lahannya, sedangkan pembangunan fisiknya dilaksanakan oleh PHDI Kota Semarang.

Ketua PHDI Kota Semarang Nengah Wirta Dharmayana mengatakan, pembangunan krematorium diperlukan karena selama ini belum ada tempat kremasi umat Hindu di Kota Semarang. Umumnya jika ada umat Hindu yang meninggal dunia dibawa ke Bali untuk dikremasikan.

“Saat ini jumlah umat Hindu di Kota Semarang ada 10.537 jiwa. Awal rencana pembangunan krematorium ini sempat kami sampaikan ke Pak Wali tahun 2019 lalu, dan beliau pun menyambut baik,” katanya, Senin (20/12/2021).

Dikatakan, target pembangunan krematorium akan dimulai tahun depan.

“Untuk pembangunan, kami minta disediakan lahan milik Pemkot Semarang. Dengan berjalannya waktu kami diberikan lahan di lokasi Kedungmundu 3, yang memang merupakan area pemakaman. Tepatnya di belakang krematorium yang ada saat ini,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, adapun luasan lahannya yang disediakan sekitar 3.800 meter persegi.

“Saat ini masih berupa lahan kosong. Kemarin kami sudah ketemu stakeholder, di antaranya Kadisperkim, kemudian Bidang Hukum Pemkot, Distaru. Lalu juga dari Inspektorat terkait pembangunan krematorium oleh PHDI,” katanya.

“Di lahan itu, tentunya kami akan bangun secara bertahap dari bantuan umat Hindu. Kalau selesai dibangun, bangunannya semua selesai, akan dihibahkan ke Pemkot Semarang,” katanya.

Namun, pengelolaannya akan dikelola secara bersama-sama. “Adapun anggarannya yang dibutuhkan sekira Rp 2,5 Miliar- Rp 3 Miliar,” ungkapnya.

Sedangkan bangunan krematorium sendiri nantinya terdiri ruang kremasi satu tempat, kemudian ada Balai Wantilan yaitu ruang terbuka seperti pendopo.

“Pendopo itu manfaatnya bagi umat Hindu jika ada yang meninggal tidak harus langsung dikreamasi, tapi menyiapkan sarana prasarana, biasanya diberi waktu selama dua sampai tiga hari. Jenazah bisa disemayamkan terlebih dulu di Balai Wantilan. Kemudian saat pelaksanaan kremasi para takziyah dapat berteduh di situ,” katanya.

Kemudian juga ada satu lagi ruang sebagai prajipati, yakni yang digunakan untuk laporan kepada alam semesta dengan melakukan pembakaran jenazah.

“Selain itu, di area tersebut juga disediakan lahan untuk pemakaman. Karena ada umat Hindu yang tidak dibakar, misalnya anak yang belum lepas gigi bayi, seperti disebabkan ada mis kram, itu tidak bisa dibakar sehingga harus dikubur sementara di sana. Sampai dengan waktunya biasanya sebelum upacara Ngaben. Dengan luasan areanya 5 x 5 meter,” jelasnya.

Area pemakaman untuk umat Hindu, diharapkan didesain sekaligus dapat sebagai wahana edukasi upacara Ngaben. “Bisa dijadikan objek wisata baru. Kami dari umat Hindu juga berterimakasih kepada Pemkot Semarang yang memperhatikan warganya,” katanya.

Sementara itu, Kabid Pertamanan dan Pemakaman Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati mengatakan, lahan Pemkot Semarang yang akan digunakan untuk membangun krematorium sekitar 3.800 meter persegi. Adapun pelaksanaan pembangunannya mulai di tahun 2022.

Alhamdulillah Pemkot Semarang bakal punya krematorium sendiri. Sekaligus dikonsep menjadi destinasi wisata edukasi, ” kata Pipie, sapaan akrabnya. (HS-06)

Sentra Durian di Kendal Dibuka Kembali, Tengok Harganya

Kendal Juara Ketiga Ajang Kejurprov Kickboxing 2021