in

Filipina Tangkap Tersangka Calon Pembom dari Indonesia

 

Polisi dan militer mengamankan lokasi ledakan di Kota Jolo, Provinsi Sulu, Filipina selatan, Senin 24 Agustus 2020. Ledakan itu menewaskan beberapa tentara, melukai personel militer dan warga sipil lainnya. Pengamanan ekstraketat dilakukan untuk menangkal serangan teroris militan Abu Sayyaf. (Foto ilustrasi AP via taiwannews)

 

HALO SEMARANG – Pasukan Filipina menangkap Rezky Fantasya Rullie, perempuan asal Indonesia, bersama dua wanita Filipina, Sabtu (10/10) dinihari waktu setempat. Mereka disangka akan melakukan aksi bom bunuh diri di negeri itu.
Tiga perempuan itu diduga berkaitan dengan militan Abu Sayyaf.

Dari penggeledahan di sebuah rumah di selatan kota Jolo, Provinsi Sulu, aparat keamanan setempat menemukan rompi peledak dan komponen bom.

Militer juga mengumumkan bahwa mantan suami Rullie, Andi Baso, juga pernah menjadi buronan yang dicari di Filipina dan Indonesia, karena diduga terlibat dalam serangan bom.

Andi telah tewas dalam bentrokan 29 Agustus di dekat kota Patikul di Sulu.

Pasukan Filipina telah meningkatkan perburuan calon pembom di selatan yang bergolak, menyusul serangan bunuh diri yang hampir bersamaan, oleh dua militan wanita, yang menewaskan 15 orang dan melukai 75 lainnya pada Agustus di kota Jolo.

Aksi terorisme itu merupakan serangan terburuk di negara itu, tahun ini.

Panglima Angkatan Darat Letjen Cirilito Sobejana, kepada The Associated Press, mengatakan dua wanita yang melakukan serangan bunuh diri 24 Agustus di Jolo, adalah istri dari militan anggota Abu Sayyaf yang telah meninggal.

Peristiwa ini sekaligus menunjukkan keterlibatan keluarga dalam ektrimisme dan terorisme.
Setidaknya delapan militan asing lainya di Sulu dan provinsi selatan Maguindanao sedang diburu oleh pasukan pemerintah.

Mereka termasuk militan dari Indonesia dan Mesir.
Rullie terlibat dalam komplotan yang “sangat dekat” untuk melakukan serangan bunuh diri di Jolo sebelum penangkapannya.

Menurut Sobejana, pihak berwenang Indonesia juga telah mengetahui upaya Filipina, untuk mencari dan menangkap militan Indonesia di Filipina selatan.

Orang tua Rullie adalah pasangan militan yang menurut pihak berwenang Filipina melancarkan serangan bunuh diri, yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya selama Misa Minggu di katedral Jolo, Provinsi Sulu.

Pasangannya, Andi Baso, disalahkan atas ledakan tahun 2016 yang menewaskan seorang anak dan melukai tiga lainnya di sebuah gereja di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Sobejana mengatakan, dia tewas dalam baku tembak dengan pasukan di Sulu pada Agustus dan tes DNA sedang dilakukan untuk memastikan apakah tubuh yang ditemukan oleh pasukan adalah milik militan Indonesia.

Amerika Serikat dan Filipina secara terpisah telah memasukkan Abu Sayyaf ke dalam daftar hitam teroris. (HS-08)

Merana, Gara-gara Jadwal Liga Tak Jelas PSIS Ditinggal Banyak Pemainnya

De Venta Boutique, Berusaha Mengangkat Produk Lokal UMKM Kendal ke Pasar Nasional