in

Es Blewah dan Kolak Durian Jadi Kuliner Pilihan Penyegar saat Ramadan

Foto ilustrasi.

HALO SEMARANG – Bagi penikmat segala jenis minumaan segar, selain buah siwalan dan kolang-kaling, ada es blewah yang tak kalah segarnya untuk dicoba sebagai pelengkap untuk berbuka puasa di Bulan Ramadan. Buah blewah mudah didapat di sekitar kita, jika tidak sempat ke pasar. Biasanya dijual di tepi tepi jalan yang menjual bersamaan dengan menu takjil lainnya. Seperti kolak, bubur kacang hijau, kurma, aneka gorengan, dan lauk pauk lainnya.
Es blewah, saat bulan puasa banyak kita jumpai di tepi tepi jalan.

Seperti di Jalan Pahlawan, maupun jalan protokol lainnya yang sering dijadikan warga Kota Semarang menunggu waktu berbuka puasa.

Es blewah ini, biasanya dijual dari harga Rp 3.000 per bungkus. Salah -satu penjual takjil di sekitar Jalan Pahlawan Semarang, Indah (30) mengatakan, setiap bulan puasa dia selalu menjual berbagai jajanan dan lauk pauk. Ada kolak pisang, botok, lontong opor, aneka es.

“Bukanya dari pukul 14.00 hingga 18.00 malam. Biasanya banyak pembeli yang mencari es blewah dan kolak pisang,” katanya, Sabtu (18/5/2019).

Salah seorang pembeli, Widodo (41) mengatakan, saat pulang kerja dia selalu mampir untuk membeli menu buka. Karena tidak perlu repot untuk memasak di rumah, tidak ada waktu longgar untuk menyiapkan makanan berbuka puasa.

“Saya sering beli kolak dan es blewah karena rasanya enak dan menyegarkan untuk sekadar membatalkan puasa. Selain harganya murah, es blewah juga rasanya tidak kalah dengan es lainnnya,” pungkasnya.

Sementara di wilayah Kendal, ada kuliner khas bernama kolak durian. Sajian ini cocok untuk pelengkap menu buka puasa. Nah,  datang aja, di jalan raya alternatif Kendal yang menghubungkan Kabupaten Semarang dan Kota Semarang ini, tepatnya di Dukuh Sepetek,  Desa Kertosari,  Kecamatan Singorojo,  Kabupaten Kendal,  Jawa Tengah. Di daerah tersebut,  kolak durian banyak dijual di warung-warung.

Salah satu penikmat kuliner kolak durian, Wangun (36) mengatakan, kolak durian sudah menjadi kuliner khas warga setempat. Pasalnya, kuliner kolak yang aroma kuahnya khas itu dikatakan dia sudah ada sejak dulu.

Warga Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan memang menjadi salah satu sentral penghasil durian di Kabupaten Kendal. Seperti Durian Bajang, banyak dicari karena rasanya yang tidak terlalu manis.

“Biasanya,  jenis bajang ini untuk dibuat dijadikan kolak, sehingga rasanya istimewa,” imbuhnya.

Meski tak lagi musim durian,  kuliner kolak durian tetap bisa dinikmati di warung-warung sekitar Darupono.

Menurut pemilik Warung Kolak Durian Bu Sri, Sriatun (54), warung kolaknya buka pada pukul 09.00 dan tutup sore hari.

“Kalau malam kami tidak jualan. Sebab jalan di sini sepi dan gelap. Maklum, sepanjang jalan ini dipenuhi hutan,” kata Sriatun yang biasa disapa bu Sri, belum lama ini.

Bu Sri menjelaskan, dalam sehari dia bisa menghabiskan 60 buah durian untuk bahan kolak. Selain durian, kolak tersebut juga dicampuri ketan. Bu Sri mengaku, ada bumbu khusus untuk membuat kolak durian. Namun dia tidak mau menyebutkan bumbu kolak durian miliknya itu. “Ini rahasia perusahaan,” katanya sambil tersenyum.

Bu Sri menambahkan, dirinya tidak kesulitan mencari buah durian yang digunakan untuk kolak sebab di daerah itu banyak sekali pohon durian. Jika sedang tidak musim durian, Bu Sri mengaku membeli durian dari Kalimantan atau Sumatera.

“Kami tidak kesulitan mendapatkan buah durian ini,” ujarnya. (HS)

Operasi Ramadan, Tujuh Dus Minuman Keras Diamankan Satpol PP

Beberapa Warga Semarang jadi Terduga Teroris, Masyarakat Diminta Tetap Tenang