in

DWP Kemenko Marves Ajak Masyarakat Saling Menguatkan Hadapi Pandemi

Sumber : maritim.go.id

 

HALO SEMARANG – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Suyani A Kuswandono mengajak masyarakat, untuk lebih waspada dan saling menguatkan di masa pandemi virus corona atau covid-19 saat ini. Upaya dan sikap ini dinilai sangat penting sebagai upaya agar tidak tertular dan terpapar covid-19.

“Tentu kita perlu lebih waspada. Maka sudah jadi kewajiban kita bersama, untuk sama-sama mengingatkan, saling berbagi, saling peduli, dan saling menguatkan satu sama lain,” kata Ketua DWP Kemenko Marves, Suyani dalam sharing is caring session virtual bertajuk ‘Menyiapkan Keluarga Apabila Ada Yang Terpapar Covid-19’, Jakarta, Sabtu (24/10).

Menurut Ketua DWP Kemenko Marves, Suyani, kemunculan covid-19 sejak awal hingga saat telah berdampak hampir di semua tatanan kehidupan di dunia dengan cepat. Semua orang kaget dengan mewabahnya virus yang bisa menular tersebut, apalagi tidak bisa dilihat atau kasat mata.

Terkait ini, DWP Kemenko Marves pun menyelenggarakan diskusi virtual ini untuk menambah informasi dan wawasan tentang covid-19, terutama menyiapkan keluarga ketika ada yang terpapar.

“Karena itu kami mengadakan acara ini, dengan tema yang sangat menarik dan penting untuk kita ketahui bersama yakni menyiapkan keluarga apabila ada yang terpapar covid-19,” ujarnya, seperti dirilis maritim.go.id.

Ketua DWP Kemenko Marves juga berterima kasih atas dukungan penuh dari para penasehat DWP Kemenko Marves sehingga acara ini bisa diselenggarakan dan berjalan lancar.

Pada acara ini ada tiga narasumber yang berbagai pengalaman dan informasi penting tentang menyiapkan apabila ada yang terpapar covid-19 dari berbagai sudut pandang.

Salah satu narasumber yang juga penyintas covid-19, Rinda Juwita, mengatakan untuk pencegahan penularan covid-19 sangat perlu menerapkan protokol kesehatan, yakni  memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak. Sebab cara ini dinilai ampuh dan efektif untuk mengurangi risiko penularan covid-19.

“Selain itu kita juga harus menjalankan pola hidup sehat,” kata Rinda.

Rinda menjelaskan dalam situasi pendemi saat ini semua orang atau masyarakat harus lebih memperhatikan kesehatan serta kebersihan ketika berkegiatan dan beraktivitas sehari-hari. Sebab, semua orang punya potensi tertular dan terpapar Covid-19 jika tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik, termasuk orang terdekat yang akhirnya menjadi klaster keluarga.

“Kita harus menjalankan pola hidup sehat dan protokol kesehatan di mana saja. Di rumah, di jalan atau area publik, tempat kerja/kantor, dan saat kembali ke rumah. Bersihkan semua benda yg dibawa dari luar serta membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan keluarga,” jelasnya.

“Cara penularan di keluarga, salah satunya karena ada anggota keluarga tertular di tempat kerja dan fasilitas umum yang merupakan tempat berkumpul, bertemu, dan berinteraksi dengan banyak orang. Kebiasaan kita tidak menjalankan protokol kesehatan dan pola hidup sehat di tempat-tempat tersebut, maka dapat menyebabkan kita tertular Covid-19 dan kita dapat menularkan kepada keluarga sehingga muncul klaster keluarga,” ungkapnya menambahkan.

Meskipun demikian, lanjut Rinda, ketika seseorang terpapar dan dinyatakan positif covid-19, maka harus tetap tenang dan positif thinking. Pasalnya, jika sikap itu tidak ditanamkan oleh pejuang covid-19 maka akan berdampak pada kondisi kesehatan, baik secara fisik dan psikis.

“Kita tenangkan diri, positif thinking, jangan menutup diri, karena covid-19 bukan aib. Pandemi ini akan berlalu, kita harus bersama-sama menjadi agent of change dalam penerapan protokol kesehatan,” sambungnya.

Hal senada juga disampaikan penyintas covid-19 lainnya, Musyarafah Machmud. Menurut dia sikap bijak dan berpikir positif ketika dinyatakan positif covid-19 harus dikedepankan, karena sangat bagus untuk mental seseorang dalam menghadapi keadaan tersebut.

“Kita juga harus lebih giat beribadah. Lebih rajin,” kata Musyarafah.

Musyarafah menambahkan selama menjalani masa isolasi mandiri atau karantina, pejuang covid-19 harus menerapkan pola sehat termasuk dengan melakukan olahraga. Hal ini juga disertai dengan berpikir positif untuk kesehatan fisik dan psikis, sehingga kesehatan mental tetap terjaga dan tidak stress.

Sementara itu, Psikolog Savitri Mutiara, menambahkan dalam situasi pandemi saat ini masyarakat harus bisa dan pandai menjaga kesehatan mental agar tidak stress. Terlebih karena ramai dan masifnya pemberitaan tentang covid-19 sejak awal muncul hingga sampai ada kasus di Indonesia, serta menelan korban jiwa.

“Pandemi membuat stress, ya karena wabah yang tidak terduga dan semua orang tidak siap untuk menghadapi itu,” kata Savitri.

Savitri mengungkapkan, stress bisa muncul dan dialami seseorang jika tidak mampu mengelola stress yang ujungnya berdampak buruk pada kondisi fisik seseorang. Dalam konteks pandemi covid-19, stress bisa dipengaruhi oleh konsumsi berita atau informasi tentang wabah virus tersebut.

“Informasinya itu kita dapat dari media dan berkembang terus. Terutama angka-angka terpapar, korbannya, walaupuan ada sembuh, tapi paling ngeri kalau ada nambah korbannya,” bebernya.

Dia menerangakan bahwa stress adalah hal yang wajar dan normal terjadi pada diri seseorang, karena merupakan reaksi tubuh atas keadaan dan kondisi yang tidak seimbang dirasakan fisik dan psikis. Karena itu yang paling penting ialah mengelolanya agar tidak berdampak negatif bagi fisik dan psikis seseorang.

Savitri pun menyarankan agar seseorang sebisa mungkin dapat menjaga kesehatan mental, termasuk dalam mengelola stress dalam keseharian. Harapannya menjaga kesehatan mental mampu menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, sehingga mampu melawan penyakit atau virus.

“Kita harus imunisasi stress, bisa bahagia dan bersyukur. Stress ini harus kita kelola,” pungkasnya.

Pada sharing is caring session virtual bertajuk ‘Menyiapkan Keluarga Apabila Ada Yang Terpapar Covid19’ ini, banyak hal yang disampaikan dan dibahas para narasumber dari berbagai perspektif yang titik beratnya bagaimana menyiapkan mental dan kesehatan agar tidak terpapar covid-19.

Tema yang diangkat DWP Kemenko Marves dalam diskusi virtual ini menarik perhatian banyak peserta, ini terbukti lebih dari 130 audience atau peserta yang bergabung dan menyimak jalannya diskusi. Interaksi dari narasumber juga sagat cair dengan beragam pertanyaan yang diajukan dijawab secara bertahap. (HS-08)

Kudus Siapkan Pasukan dan Relawan untuk Antisipasi Bencana

Pandemi Jadi Momentum Pengembangan Teknologi