in

Dulu Dikenal Sebagai Tempat Mangkal Waria, Taman KB Kini Bertransformasi jadi Taman Indonesia Kaya

Taman Indonesia Kaya Semarang.

 

SEKITAR tahun 1980 hingga awal tahun 1990, Taman Menteri Supeno yang terletak persis di seberang SMA Negeri 1 Semarang sangat dikenal oleh masyarakat Semarang sebagai tempat mangkal kaum waria (wanita pria) dalam menjajakan jasa seksual. Pada malam hari, puluhan waria kerap terlihat mangkal di sekitar taman yang oleh warga Kota Semarang disebut juga sebagai Taman KB (Keluarga Berencana). Sebutan Taman KB, karena di sana ada monumen berupa patung ibu dan dua anaknya yang menghadap ke Jalan Pahlawan.

Kaum waria yang sebagian menjajakan diri maupun yang sekadar nampang, menjadi bagian denyut kehidupan malam Kota Semarang kala itu. Kehadiran kaum Waria menjadi unik di taman ini. Sebab, selain menjadi “momok” yang menakutkan bagi para penjaga moral, mereka juga menjadi “tontonan” menarik bagi sebagian masyarakat, khususnya anak muda.

Waria yang sebelumnya hanya ada di panggung-panggung seni tradisionl seperti ludruk dan wayang orang, kala itu bisa ditonton dalam kehidupan sehari-hari. Sekitar pukul 20.00, puluhan waria dengan dandanan menor bak artis Ibu Kota, mudah ditemukan “mangkal” di sudut taman yang remang-remang.

Tak sedikit pula yang mengenakan rok sangat minim, sambil sesekali memanggil dengan nada rayuan pengendara sepeda motor dan pejalan kaki yang melintas di sekitar Taman KB. Transaksi seksual antara lelaki hidung belang dengan para waria menjadi hal yang umum terjadi di sekitar Taman KB pada malam hari.
Para waria ini mulai berhenti menjajakan jasa seksualnya sekitar pukul 03.00 dini hari.

Bahkan kadang, masyarakat sekitar kerap menyaksikan para waria lari terbirit-birit menghindari kejaran pasukan Tibum (ketertiban umum) yang kini mungkin bernama Satpol PP.

Tontonan ini menjadi hiburan menarik bagi warga yang biasa nongkrong malam di sekitar Jalan Pahlawan kala itu. Apalagi pada tahun 1990an, pada malam hari, Jalan Pahlawan Semarang masih menjadi tempat favorit bagi anak muda untuk menyalurkan hobi balap motor liar.
Kesan kumuh, “horor”, dan mesum sangat kental dengan Taman KB pada masa itu. Bahkan sempat ada istilah “Banci Taman KB” untuk mengistilahkan waria yang ada di Kota Semarang.

Sampai akhirnya, awal tahun 2000an, Pemerintah Kota Semarang yang bekerja sama dengan para seniman Semarang sepakat untuk lebih menghidupkan taman ini. Maka, di salah satu sudut yang menghadap SMA Negeri 1 dibuatlah panggung musik, dan di setiap sudut taman dipasang lampu penerangan.

Maka sejak saat itu, kaum Waria yang menjajakan jasa seksual di sana sudah mulai berkurang. Apalagi operasi penertiban waria rutin dilakukan di sekitar Taman KB. Perlahan, para waria ini mulai bergeser tempat mangkal ke daerah Kampung Kali, atau di sepanjang Jalan Mayjend DI Painjaitan, Semarang.

Setelah mulai “terusirnya” para waria itu, malam-malam di Taman Menteri Supeno lebih dikenal dengan wisata kuliner. Para penjaja makanan berderet mengitari taman, menjadi daya tarik orang berkunjung ke taman ini. Taman yang benderang, membuat tempat ini lebih terbuka dan aman bagi keluarga yang membawa anak-anak di bawah umur.

Sampai akhirnya, tanggal 10 Oktober 2018, taman ini bertranformasi menjadi Taman Indonesia Kaya. Pemkot Semarang menggandeng Corporate Social Responsibility (CSR) Djarum Foundation untuk pendanaan pembangunan taman yang megah ini. Pemugaran dilakukan secara besar-besaran, dan mulai dikerjakan sejak 1 November 2017. Taman dengan luas 5.000 meter persegi dipugar dengan anggaran mencapai Rp 4 miliar.
Proses pembangunan ini dinilai banyak kalangan sebagai proyek berhasil, karena saat ini banyak warga Kota Semarang maupun luar daerah yang kerap memanfaatkan Taman Indonesia Kaya untuk berlibur.

 

Anak-anak bermain di air mancur yang ada di Taman Indonesia Kaya.

Bangunan Futuristik

Selain gratis, lokasi yang berada di tengah kota menjadikan Taman Indonesia Kaya sebagai tempat favorit bersantai dengan keluarga, baik malam maupun siang hari.

Bentuk bangunan yang futuristik, spot-spot menarik untuk foto, fasilitas air mancur yang dilengkapi dengan pencahayaan yang baik, menjadikan tempat ini menjadi salah satu ikon baru Kota Semarang.

Tak terkecuali ketika malam hari. Kerlap-kerlip lampu taman dan pertunjukan air mancur menari cukup diminati pengunjung. Pihak taman menjadwalkan pertunjukan air mancur menari setiap Senin sampai Kamis pukul 19.00-20.00. Dan Jumat sampai Minggu pukul 19.00-21.00 dengan diiringi lagu-lagu daerah serta pencahayaan eksotik.

“Pengunjung cukup padat kalau malam hari, khususnya saat akhir pekan. Sekitar dua ratusan orang lebih,” ujar Agus Ariyanto Nugroho salah satu satpam penjaga Taman Indonesia Kaya beberapa waktu lalu.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat meresmikan Taman Indonesia Kaya beberapa waktu lalu berpesan, agar masyarakat ikut menjaga dan merawat taman tersebut. Adanya fasilitas Taman Indonesia Kaya juga diharapkan bisa dimanfaatlan untuk memunculkan kreativitas, terutama bagi para seniman dan anak muda di Kota Semarang.(HS)

Keseruan Lomba Cooking Class, Sekaligus Kenalkan Kota Lama Semarang

120 Perusahaan di Semarang Disinyalir Pekerjakan Tenaga Kerja Asing