
HALO SEMARANG – Bermain satu tim bersama mantan bintang PSIS, Tugiyo, M Ridwan, dan Khusnul Yakin, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi gagal mencetak gol dalam laga persahabatan antara pengurus PSIS dengan klub Mitra Sehati Banyumanik saat launching Lapangan Mardi Soenarto, Banyumanik sebagai lapangan latihan resmi PSIS, Sabtu (30/3/2019).
Beberapa peluang memang sempat diciptakan. Namun orang nomor satu di Kota Semarang ini gagal mengkonversinya menjadi gol. “Sudah lama tak main bola, main hanya 10 menit sudah kayak main dua jam,” kata Hendrar Prihadi sambil bercanda usai laga.
Laga itu akhirnya berakhir dengan skor 1-3 untuk kemenangan Mitra Sehati Banyumanik. Ini sekaligus sebagai peresmian lapangan yang akan jadi home base latihan PSIS U-16 dan U-19 di Liga 1 2019. Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi pun mengapresiasi renovasi lapangan Telo, nama lain dari lapangan Mardi Soenarto.
“Ini bagus sekali, PSIS merenovasi lapangan dengan standar nasional. Sebuah langkah yang sudah pada jalurnya. Mudah-mudahan semangat ini tak hanya akan mengantar PSIS menjadi juara, tapi akan banyak melahirkan pemain dari Kota Semarang yang bisa berprestasi di tingkat nasional,” tandasnya.
CEO PSIS Semarang, Alamsyah Satyanegara Sukawijaya atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi memaparkan, lapangan Lapangan Mardi Soenarto, Banyumanik biasanya digunakan masyarakat sekitar untuk beraktivitas olahraga. Setelah dipoles, kondisinya semakin baik dan layak digunakan untuk aktivitas sepak bola profesional.
Selain itu, lokasi tersebut nantinya bakal jadi home base PSIS U-19 dan U-16. Untuk itu, fasilitas lain seperti bench pemain cadangan dan ruang ganti juga akan disediakan.
“Ini (lapangan latihan) merupakan bagian dari rencana kami menuju klub profesional sesuai standar AFC. Apalagi musim 2020 nanti kami menargetkan bisa masuk posisi 3 besar pada klasemen Liga 1 dan berlaga di turnamen tingkat Asia,” beber pria yang juga menjabat sebagai ketua Komisi E DPRD Jateng itu.
Komisaris PSIS Semarang, Kairul Anwar, menyebutkan, alasan PSIS memilih lapangan tersebut sebagai home base karena ingin mendekatkan PSIS ke masyarakat.
“Ada dua alasan kita pilih Lapangan Mardi Sunarto. Pertama, karena memang lingkungannya oke dan masyarakatnya mendukung kegiatan sepak bola. Kedua, terkait dengan kondisi lapangan,” ujar Kairul.
Saat meninjau ke Lapangan Mardi Sunarto beberapa waktu lalu, Kairul Anwar mengungkapkan tempat tersebut awalnya tidak terawat dan masih banyak rumput mati. Namun atas keyakinan dan usaha manajemen, kondisi di lapangan tersebut kini sudah jauh lebih baik.
“PSIS siap membantu proses pembangunan lapangan lain jika ada tanah pemkot yang ingin dijadikan lapangan sepak bola yang layak. Karena saat ini Kota Semarang hanya memiliki enam lapangan layak, padahal jumlah tim amatir di sini sangat banyak. Bahkan terbagi dalam dua divisi,” katanya.
Khairul Anwar pun berharap akan ada lebih banyak lagi lapangan layak di Kota Semarang. Agar pemain muda Kota Atlas yang terfasilitasi untuk latihan, sehingga suplay pemain ke PSIS semakin mencukupi. Diharapkan ke depan suplay pemain PSIS ini cukup diambil dari Kota Semarang dan daerah sekitar saja.
“Saat kami melaksanakan seleksi pemain U-16 beberapa waktu lalu, ada sekitar 3.200 pemain yang mendaftar. Itu berarti potensi di Kota Semarang ini sangat besar. Padahal Semarang hanya memiliki enam lapangan layak. Kami berharap pemkot menambah lapangan lagi untuk memenuhi kebutuhan berlatih dan berkompetisi pemain lokal,” tandasnya.(HS)