in

Dosen Unwahas Ciptakan Mainan Edukatif Anak

Siswa MI Nurul Islam memainkan puzzle mainan edukatif karya dosen Unwahas Semarang.

 

Siswa MI Nurul Islam memainkan puzzle mainan edukatif karya dosen Unwahas Semarang.

PELAJARAN Matematika selalu dianggap sulit bagi siswa, sehingga tidak jarang malah jadi momok saat di sekolah. Namun, anggapan itu bisa dikikis berkat penelitian dua orang dosen Unwahas Semarang yang menciptakan sebuah mainan edukatif berupa Pazzle Marble Gayatri. Bentuk mainan puzzle ini seperti mainan pada umumnya, tapi dilengkapi pemasangan beberapa komponen atau bagian agar bisa digerakan sesuai petunjuk.

Menurut salah satu pencipta mainan edukatif ini, Imam Syafa’at yang juga Dosen Jurusan Teknik Mesin ini menjelaskan, pada prinsipnya kerja mainan ini adalah mengadopsi cara kerja cam atau bubungan seperti cam shaft pada mesin kendaraan bermotor atau dikenal seker motor. Dengan menyusun roda gigi dalam formasi tertentu, siswa menjadi lebih faham bagaimana gerakan kelereng dalam mainan tersebut menjadi lebih cepat atau lebih lambat.

“Karena dengan mainan puzzle ini siswa praktek siswa dapat menghitung putaran gear atau gigi untuk memindahkan kelereng dari bawah sampai ke atas.
Ada roda gigi kecil, maupun besar butuh hanya tiga kali, dan ada yang enam kali untuk memindahkan kelerengnya. Sedangkan kombinasi gear butuh 13 putaran, ini karena mampu memanipulasi jumlah putaran yang berbeda setiap kombinasi gear melalui persamaan gear ratio,”jelasnya, Senin (21/11/2022).

Mainan ini bisa dikembangkan untuk mapel lainnya misalnya permainan untuk mempelajari huruf hijaiyah.
“Tahun lalu, kita juga membuat mainan edukatif untuk siswa TK, tahun ini untuk siswa kelas 5 MI,”paparnya.

Untuk mendesain dan membuat mainan ini, kata Imam dirinya bersama rekannya Gilar Ananta paling tidak membutuhkan waktu selama satu tahun.
“Sebelumnya, melakukan pengamatan dan survei ke sekolah agar mainan bisa diterapkan untuk mapel siswa. Pendekatan ini bisa membantu guru saat mengajar di dalam kelas dan memudahkan siswa menyerap pelajaran,” imbuhnya.

Pihaknya, berharap mainan edukatif ini kedepannya bisa dikembangkan terus. “Setelah kami berdiskusi dengan tim dosen PGMI, nantinya mainan ini akan dikembangkan bukan hanya prototipe saja tapi bisa diproduksi secara massal. Semoga, tahun depan penelitian ini mendapatkan hibah pendanaan dari Kemenristek Dikti, sehingga bisa diproduksi massal,”ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unwahas, Ali Martin menuturkan, bahwa saat ini memang sedang dikembangkan mainan mekanikal edukatif bagi siswa tingkat dasar untuk mempermudah siswa dalam belajar matematika.

“Kami sedang mengembangkan mainan mekanikal edukatif untuk membantu siswa dan juga guru dalam memberikan kemudahan memahami materi pembelajaran. Bahkan, produk alat peraga yang diciptakan oleh dosen kami berupa mainan ini telah mendapatkan hak cipta dan tercatat di Kementerian Hukum dan HAM yang turun beberapa waktu lalu,” pungkasnya. (HS-06)

Soal Tuntutan Kenaikan Upah di Jateng, Pemprov: Sudah Diusulkan

Serius Tangani Pungli, Kejari Kendal Sosialisasikan Pungutan Liar Sektor Pendidikan