HALO SEMARANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang menyatakan saat ini daerah Gunung Talang di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, dikelola warga sekitar menjadi destinasi wisata alam baru berkonsep hutan kota. Sehingga kini beberapa area di wilayah Hutan Kota ini telah disulap menjadi tempat yang bisa dikunjungi masyarakat untuk menikmati suasana alam.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono mengatakan, wilayah Gunung Talang adalah sebagai Hutan Kota. Gunung Talang merupakan salah satu aset Pemerintah Kota Semarang yang diperuntukan sebagai konservasi lingkungan dan paru-paru kota, karena ditumbuhi pohon rimbun dan tanaman.
“Memang saat ini ada yang mulai berkunjung ke Gunung Talang, karena telah ditata sedemikian rupa, misalnya ada pelaku UMKM dari warga sekitar yang akan berjualan diperbolehkan, karena adanya masyarakat yang berkunjung ke sana,” katanya, Selasa (28/12/2021).
Pihaknya sudah bekerjasama dengan warga yang tergabung dalam LPMK Kelurahan Bendan Duwur untuk mengelola tempat tersebut agar menjadi nyaman, bersih, dan aman untuk pengunjung yang datang.
“Di sana juga ada kelompok Madu Lestari yang ikut mengelola tempat tersebut. Meski dijadikan tempat wisata baru, kami berharap tidak merusak lingkungan konservasi sehingga tetap difungsikan sebagai hutan kota,” ujarnya.
Tentunya, lanjut Sapto, untuk menjaga lingkungan tetap sebagai hutan kota, masyarakat tidak diperbolehkan membuat bangunan baru yang bisa merusak lingkungan, seperti dengan bangunan permanen.
“Kan di sana sudah ada bangunan Padepokan Silat yang rencananya tahun 2022, akan direnovasi oleh Pemkot Semarang melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) dan Dinas Penataan Ruang (Distaru). Kedepan, diharapkan setelah direnovasi bangunan Padepokan Silat tersebut bisa aktif kembali digunakan untuk sarana kegiatan-kegiatan dalam mendukung bidang olahraga dan ruang aktivitas publik,” ungkapnya.
Jika warga sekitar ingin memanfaatkan Gunung Talang sebagai destinasi wisata baru, diharapkan harus dengan konsep wisata alam. Karena memang lahan seluas sekira enam hektare tersebut adalah merupakan wilayah konservasi lingkungan, menjaga ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota, dan sebagai penyedian oksigen atau paru-paru kota.
“Banyak warga yang berkunjung dengan naik sepeda ke atas sampai di halaman bangunan Padepokan Silat yang saat ini masih kosong. Yang penting mereka tidak merusak lingkungan, memotong pohon dan sebagainya. Untuk mencegah kejadian longsor, karena Gunung Talang berada didataran tinggi atau bukit, kami telah menanam rumput vertifer, atau akar wangi. Biar tanahnya tidak mudah longsor dan kuat dengan adanya akar tanaman tersebut,” terangnya.
Dari pantauan di lapangan, belum lama ini, di sekitar plataran atau halaman depan bangunan Padepokan Silat Gunung Talang ada beberapa wahana yang disiapkan untuk menarik pengunjung.
Pengunjung selain menikmati kuliner di sana, juga bisa mencari spot berfoto yang instagramble. Misalnya sepeda “emas” yang dicat bernuansa kuning. Atau yang tak kalah menariknya di spot foto dengan background love, dan beberapa gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai menikmati suasana alam. Jalan akses masuk ke puncak Gunung Talang juga dicat warna-warni dan dihiasi dengan dipasangi payung-payung.
Salah satu warga, Andi mengatakan, ide untuk membuat daerah Gunung Talang ini menjadi objek wisata baru berasal dari warga sekitar. Kemudian, oleh pihak kelurahan dan kecamatan dibuat namanya “Swargo Langit”. Dan mulai dirintis sekira Bulan Januari 2021 lalu. Banyak pengunjung yang datang, biasanya di buka hari Sabtu dan Minggu. Mereka baru dari warga sekitar Kota Semarang saja,” katanya.
Untuk masuk ke lokasi ini, kata dia, saat ini masih gratis, sedangkan untuk parkir roda dua pengunjung dikenakan biaya Rp 2.000.
“Iya untuk tempatnya ini memang aset Pemkot Semarang, namun dikelola warga sekitar, daripada mangkrak dan kotor lebih baik sementara ini dimanfaatkan oleh warga,” pungkasnya. (HS-06)