in

Disdikbud Jateng Sebut Kabupaten Pati Belum Terapkan PTM 100 Persen

Foto ilustrasi: Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah SMA/SMK di Jateng.

HALO SEMARANG – Beberapa daerah di Jawa Tengah sudah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Hanya ada satu daerah, yaitu Kabupaten Pati yang belum bisa melaksanakan kebijakan tersebut.

Kendati demikian, Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Suyanta mengungkapkan, hingga hari ini masih ada sekolah di Jateng belum bisa menerapkan PTM dengan kapasitas 100 persen.

“Di Jawa Tengah, satu kabupaten belum menjalankan PTM 100 persen, yaitu Pati. Kami sudah kordinasi cabang dinas wilayah tiga, pelaksanaan PTM terbatas (Pati) minggu ketiga Januari. Kami menghargai itu, karena itu juga dalam rangka pengendalian Covid-19,” kata Suyanta, Rabu (5/1/2022).

Ia menyatakan, bahwa sekolah di jenjang pendidikan SMA-SMK di Jateng siap melaksanakan PTM 100 persen. Meskipun siap, pihaknya mengembalikan pada masing-masing pemerintah kabupaten atau kota, sesuai kewenangannya.

“Untuk di Jateng, lihat kemampuan sekolah, jika hanya hanya 50 persen ya boleh 50 persen menjalankanya. Jadi meski menteri mengatakan 100 persen, namun tidak harus 100 persen,” terangnya.

Di sisi lain, Suyanta menjelaskan, target vaksinasi anak hingga tenaga pendidikan di Jateng sudah mencapai 100 persen. Meski sudah berjalan PTM 100 persen, ia tidak memaksakan orang tua siswa untuk menyetujui atau tidak terkait pelaksanaan PTM.

“Saya kembalikan kepada orang tua siswa untuk mengizinkan atau tidak anaknya ikut PTM,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Pati, Haryanto mengakui, pelaksanaan proses PTM 100 persen akan dilakukan pada pertengah Januari. Ia juga mengatakan, untuk saat ini, pihaknya masih melakukan persiapan pelaksanan proses pembelajaran secara maksimal.

“Pertengahan Januari baru dipersiapkan,” kata Haryanto.

Orang nomer satu di Kabupaten Pati ini menilai, belum dilaksanakan PTM 100 persen karena pihaknya masih menunggu situasi lebih aman, usai Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal itu dilakukan untuk antisipasi pencegahan munculnya penyebaran kasus covid di sekolahan.

“Nunggu masa inkubasi Nataru setelah 10 hari, biar aman tidak ada klaster,” pungkas Haryanto.(HS)

Pria Asal Tembalang Jadi Korban Kekerasan Oleh Pemabuk

Tak Terima Diejek China Miskin, Dua Warga yang Sedang Mabuk Aniaya Temannya