in

Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang: Mobil Laboratorium Capai Rp 1 Miliar

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramushinto, saat rapat dengan Komisi B DPRD Kota Semarang, baru-baru ini.

HALO SEMARANG – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Semarang akan memiliki sebuah mobil laboratorium (mobil lab) yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan pengawasan pangan di Kota Semarang. Nantinya, tidak hanya mendatangi sekolah dan pasar tradisional saja namun juga pusat kuliner.

Kepala Disketapang Kota Semarang, Bambang Pramushinto mengatakan, selama ini pihaknya melakukan pengawasan makanan secara manual dengan mendatangi sekolah-sekolah dasar dan pasar tradisional. Pihaknya dalam satu pekan sedikitnya dua kali mendatangi lokasi seperti sekolah atau pasar.

“Selama ini manual. Kita datangi sepekan sekali atau dua kali. Jadi kita membawa alat-alat tes dan kita gelar di pasar, lalu kita ambil sampel,” terang Bambang, Senin (6/2/2023).

Bambang berharap setelah adanya mobil lab ini maka upaya pengawasan makanan di tempat umum bisa lebih sering dilakukan. Sebab, semua perlengkapan untuk menguji bahan makanan sudah tersedia dengan lengkap di dalam mobil lab.

“Jadi jika ada mobil laboratorium maka sewaktu-waktu bisa bergerak lebih cepat berpindah dari satu objek ke objek lain supaya pengawasan pangan di tempat-tempat ini relatif baik,” ujarnya.

Mobil lab yang rencananya akan dilaunching saat hari jadi Kota Semarang pada 2 Mei mendatang menghabiskan anggaran dari APBD Kota Semarang sebesar Rp 1 miliar. Biaya ini digunakan untuk pembelian fisik mobil, beserta perlengkapannya dan juga untuk biaya operasional.

Bambang mengaku, setelah nantinya ada mobil lab, dalam sehari akan ditargetkan untuk melakukan pengawasan makanan di lima hingga tujuh lokasi tempat umum. Bahkan, nantinya tidak hanya di sekolah-sekolah dan pasar tradisional saja, melainkan bisa menyasar ke pusat-pusat kuliner.

“Sasaran kita akan lebih luas nantinya bisa sampai ke sentra kuliner. Sehari bisa 5-7 lokasi yang kita datangi,” ujarnya.

Bambang menyebut sejauh ini temuan yang paling banyak adalah makanan yang mengandung formalin, boraks dan pewarna tekstil. Temuan tersebut biasanya ditemui pada penjual makanan di depan sekolah-sekolah dasar.

Melalui temuan tersebut, pihaknya melakukan sosialisasi kepada pedagang, anak-anak hingga orang tua untuk waspada saat membeli makanan di luar.

“Di SD-SD itu banyak temuan jajanan berformalin sampai ada pewarna tekstil. Kami imbau orang tua juga mengingatkan anak-anak hati-hati kalau jajan. Tapi sejauh ini kualitas pangan di Kota semarang sudah semakin meningkat. Tapi kami tetap lakukan pengawasan makanan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo mengatakan, pihaknya berharap dengan adanya sarana mobil laboratorium tersebut bisa menggencarkan pengawasan dan sosialisasi atau edukasi tentang gizi dan makanan yang sehat kepada masyarakat maupun ke sekolah-sekolah.

“Terkait rencana dinas ketahanan pangan akan mempunyai mobil lab ini kami apresiasi dengan positif, agar anak-anak menjadi makin sehat,” katanya.

Dewan juga berharap, mobil ini tersebut nantinya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Dan anak sekolah bisa sekaligus diedukasi tentang gizi, mana makanan yang boleh dimakan dan mengandung nilai gizi, dan sehat tidaknya. Karena, sekarang anak-anak lebih cenderung atau tidak sukai makan sayur mayur, padahal nilai kandungan gizinya sangat banyak,” papar Joko. (HS-06)

Jemput Bola, Disdukcapil Kendal Jalankan Program Sweet Seventeen

Alasan Keamanan, Laga PSIS vs Persebaya Ditunda