in

Dikunjungi Anggota DPRD Jateng, Petani Durian di Gunungpati dan Mijen Keluhkan Sistem Pengairan

Wamenkes Dante Saksono Harbuwono mengunjungi SD Negeri 9 Boyolali, untuk melihat penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sekaligus penerapan kebiasaan hidup sehat di sekolah itu. (Foto : Boyolali.go.id)
Hernowo Budi Luhur, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Semarang, Sumarno, Anggota DPRD Jateng, AGung Budi Margono menunjukkan hasil panen durian petani di Kelurahan Bubakan, Mijen, Minggu (16/2/2020).

HALO SEMARANG – Hasil pertanian buah di Kota Semarang, ternyata punya potensi untuk masuk ke pasar ekspor. Varian buah yang diandalkan misalnya durian, jambu kristal, hingga kelengkeng. Khusus durian, memiliki potensi yang besar, apalagi di Semarang memiliki petani durian yang bisa menghasilkan durian berkualitas yang mampu bersaing di tingkat nasional. Beberapa durian unggulan Kota Semarang, di antaranya durian Kholil dan durian Malika.

Dua jenis durian asli Kota Semarang ini memang dikenal memiliki kualitas bagus hingga menembus pasar nasional.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Semarang, Sumarno mengatakan, hasil buah di Semarang punya potensi besar masuk di pasar ekspor. Salah satunya adalah durian, karena berbagai varian. Namun petani masih kesulitan menjaga agar hasil panen durian stabil dan bisa memiliki kualitas wahid.

“Durian misalnya, potensinya besar. Selain itu juga jambu kristal yang juga punya potensi. Namun sayangnya petani masih mengandalkan musim untuk sistem pertanian. Saat musim kemarau, banyak petani durian yang gagal panen karena kekurangan pasokan air untuk penyiraman tanaman. Sementara saat musim hujan, kualitas durian turun karena rasa tak manis,” katanya saat acara serap aspirasi bersama Anggota DPRD Jateng, Agung Budi Margono, di Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Minggu (16/2/2020).

Kemarau panjang, lanjut dia, membuat panen durian tidak maksimal. Sebenarnya agar hasil panen maksimal, petani memerlukan bantuan berupa pembuatan sumur atau paralonisasi yang menjadi kebutuhan dalam teknologi pertanian masa kini.

“Saat kemarau, pohon durian memerlukan penyiraman dua kali dalam sehari. Sedangkan saat musim hujan perlu ada tambahan obat atau booster agar pohon durian bisa berbuah banyak dan rasanya enak. Dan saat kemarau, banyak pohon durian yang mati karena kekurangan pasokan air,” tambahnya.

Dengan hasil panen yang melimpah, lanjut Sumarno, sebenarnya petani durian di Semarang siap menyasar pasar ekspor. Apalagi khusus durian asal Gunungpati, dikenal memiliki rasa yang manis dan memiliki daging yang tebal.

“Buah dari Semarang ini bisa bersaing dengan buah dari Thailand ataupun Tiongkok yang masuk ke Semarang. Tentu dengan bantuan dari pemerintah,” jelasnya.

Anggota DPRD Jateng dari Fraksi PKS, Agung Budi Margono mengatakan, sebenarnya hasil pertanian di Semarang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani salah satunya adalah menyasar pasar eskpor.

“Namun perlu digaris bawahi, kesejahteraan petani di Semarang bisa meningkat jika mampu menekan penghambatnya. Dalam reses kali ini, kami ingin mengetahui persoalan yang dihadapi petani durian di Gunungpati. Kami berharap, dengan batasan sesuai kapasitas kemampuan kami, bisa membantu mencari solusi atas persoalan yang selama ini dihadapi petani durian,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa persoalan yang dikeluhkan petani, misalnya dari soal pajak. Padahal lahan pertanian durian misalnya, membutuhkan lahan yang cukup luas. Namun jika pajak tanah mahal dan nilai pajak disamakan dengan pajak lahan bangunan, petani tentunya akan merasa kesulitan dan keberatan.

“Dari segi pajak ini, lahan pertanian dan perkebunan nggak boleh disamakan dengan kawasan perumahan. Kami berharap Pemkot Semarang bisa memberikan keringanan kepada pertani dengan membuat perwal untuk masalah pajak lahan pertanian,” tambahnya.

Sementara Hernowo Budi Luhur, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang mengatakan, di Kota Semarang ada sekitar sembilan kecamatan yang memiliki potensi untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Pihaknya akan berusaha untuk membantu para petani agar mampu mengembangkan usaha pertaniannya. Khususnya perkebunan buah, diakuinya ada beberapa jenis buah yang bisa dikembangkan sebagai salah satu potensi Kota Semarang. Di antaranya durian, jambu kristal, hingga kelengkeng.

“Kami di Dinas Pertanian selama ini sangat suport untuk mensuplay bibit bagi para petani. Ada 11 lahan budi daya bibit produk pertanian dan perkebunan yang kami kelola, dengan luas sekitar 39 hektare,” tandasnya.

Menurut Hernowo, khusus durian, potensinya cukup besar karena Kota ATLAS memiliki petani durian yang bisa menghasilkan durian unggul.

“Konsumsi dalam negeri untuk menyaingi buah impor sudah bisa. Saat ini yang menjadi kendala adalah keberlanjutan petani buah untuk melakukan ekspor ke luar negeri. Selain itu juga perlu upaya penyadaran masyarakat agar tak tergantung dengan buah impor, karena secara kualitas buah lokal kita bisa bersaing. Jika hal itu bisa diatasi tentu produk budi daya buah di Kota Semarang bisa bersaing untuk ekspor,” kata Hernowo.(HS)

Sepuluh Warga Jateng Dari Natuna Akhirnya Pulang, Namun Demi Privasi Enggan Diliput Media

Kota Semarang Bersiap Gelar Summit Kota Sehat 2020