in

Di Pemkot Semarang Ternyata Ada ASN “Setengah Kopling”

Hendrar Prihadi saat berbicara dalam acara National Wrokshop on Integreted Urban Water Manajement di Double Tree Hotel, Jakarta, Senin (28/1).

 

HALO SEMARANG – Keberhasilan Pemkot Semarang merealisasikan pembangunan menarik perhatian World Bank (Bank Dunia). Tak hanya tentang upayanya dalam melakukan pemerataan ekonomi dengan mendorong transformasi Semarang menjadi kota wisata, usaha mewujudkan Semarang sebagai kota hijau dengan berbagai inovasi juga memperoleh apresiasi. Atas berbagai prestasinya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pun secara khusus diundang untuk bisa bicara pada acara National Wrokshop on Integreted Urban Water Manajement di Double Tree Hotel, Jakarta, Senin (28/1).

Dalam forum tersebut, Wali Kota Semarang yang biasa disapa Hendi itu bercerita, upaya yang dilakukannya untuk Kota Semarang tak mudah. Khusus dalam upaya mendorong integritas lembaga yang dipimpinnya. Hendi bahkan menuturkan jika dirinya dulu sempat kesulitan bekerja bersama tim yang disebutnya sebagai ASN “setengah kopling”.

“Dulu saya sampai mengistilahkan ada tipe ASN “setengah kopling”, yang bisanya hanya koar-koar saja, tapi tugasnya tidak dilaksanakan. Tapi saya meyakini itu juga bagian proses yang harus dibenahi. Maka saya terus lakukan edukasi, menegaskan apa yang kami kerjakan adalah pengabdian masyarakat, sehingga tidak bisa setengah-setengah,” tegasnya.

Dirinya pun membeberkan kebijakannya untuk menaikkan tunjangan penghasilan pengawai (TPP) di Pemerintah Kota Semarang adalah dalam rangka melakukan penguatan lembaga.

“Apa yang saya lakukan di Kota Semarang dengan menaikkan TPP adalah bagian untuk lebih memotivasi ASN dalam mengabdi kepada masyarakat,” tandasnya.

Masih dalam forum tersebut, Hendi menyebut jika berbagai inovasi yang dihasilkan Pemerintah Kota Semarang sekarang, menjadi bukti menguatnya integritas lembaga yang dipimpinnya. Dalam kaitan mewujudkan kota hijau, inovasi-inovasi seperti pembangunan pedestrian dengan beton yang mampu menyerap air ke dalam tanah, hingga normalisasi sejumlah sungai besar, adalah hasil dari semangat pengabdian masyarakat yang tinggi.

Senada dengan cerita Hendi tentang tantangan menghadapi ASN “setengah kopling”, salah satu direktur World Bank, Steven Schanberger menyebutkan, jika implementasi teori menjadi kunci perubahan kota.

“Kita harus lebih fokus pada implementasi, bukan hanya teori saja. Karena semua kota memiliki masalah yang sama, di Brazil, Mexico, San Fransisco, dan lainnya,” tuturnya.(HS)

Komisi B Dorong Percepatan Pencairan Asuransi Korban Kebakaran Pasar Jatingaleh

Ini Upaya Ganjar Tanggulangi Banjir di Jateng