in

Dewan Minta Disbudpar Buat Kajian Keselamatan Pengunjung Jembatan Kaca Tinjomoyo Kota Semarang

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Abdul Majid.

HALO SEMARANG – Pembangunan Jembatan Kaca di Kawasan Hutan Tinjomoyo di Kota Semarang yang telah rampung akhir tahun lalu, hingga kini belum bisa dimanfaatkan oleh warga. DPRD Kota Semarang pun mendesak pemkot melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk segera membuat kajian keselamatan, kesehatan, dan aturan bagi wisatawan, sebelum Jembatan Kaca Tinjomoyo tersebut dibuka untuk masyarakat.

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Abdul Majid, mengatakan, pihaknya mendorong dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menyiapkan segala sesuatu sebelum jembatan Kaca Tinjomoyo dibuka untuk umum.

“Harus ada kajian dulu, sudah layak belum untuk dibuka. Kajian keselamatan, keamanan, kesehatan dan aturan untuk pengunjung harus disiapkan semuanya,” terangnya, Selasa (7/2/2023).

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, objek wisata Jembatan Kaca Tinjomoyo adalah objek wisata baru yang mampu memacu adrenalin bagi orang yang takut ketinggian. Maka untuk itu perlu disiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan khusus bekerja di ketinggian.

“Karena ini butuh keterampilan khusus, intinya harus siap dan aman dulu untuk pengunjung,” ujarnya.

Langkah kajian sebelum dibuka umum, kata dia, sangat penting dilakukan agar Disbudpar Kota Semarang bisa mengetahui, apakah masih ada kekurangan dari sisi keamanan dan kenyamanan fungsi Jembatan Kaca Tinjomoyo. Misalnya, dari segi sarana dan prasarana, ataupun infrastruktur pendukung lainnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengaku, dalam waktu dekat pihaknya akan membuat kajian, terkait keselamatan atau K3 bagi pengunjung. Sebelum kajian tersebut dibuat dan siap seluruhnya, pihaknya belum bisa membuka untuk umum.

“Belum dibuka memang, karena kewenangannya belum diserahkan ke Disbudpar. Apalagi kajian keselamatan juga belum kita buat, intinya K3 ini harus clear dulu,” imbuhnya.

Wing menjelaskan, dalam kajian nanti juga membahas terkai standard operasional prosedur (SOP), dan sumber daya manusia yang menghandle fasilitas di Jembatan Kaca. Mereka harus memiliki kompetensi yakni bisa memandu orang atau bekerja di gedung tinggi dengan aman.

“Sarprasnya memang belum lengkap, reel pembatas samping harus ditutup kaca untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Adapun target operasional jembatan kaca, lanjut Wing, direncanakan pada pertengahan tahun ini. Dalam kajian, kata dia, juga membahas alur naik turun pengunjung, apalagi saat ini jembatan kaca masih dibangun satu sisi, sehingga butuh mengatur akses dan jumlah pengunjung yang naik dalam satu waktu saat dibuka untuk umum.

“Memang idealnya harus nyambung naik dan turunnya pengunjung berbeda, jadi kita ajukan ke DPU untuk melanjutkan sisi sebelah barat, tapi masih masuk dalam kajian,” paparnya.(HS)

Tusuk Mandor karena Kesal Banyak Limbah Material yang Hilang, Satpam Proyek di Semarang Diamankan

Investasi Tembus USD 2,55 Miliar dan Serap 25.000 Tenaga Kerja, Kendal Digadang Jadi Episentrum Ekonomi Baru Jawa Tengah