in

Demam Berdarah Juga Mewabah di Semarang

Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi saat jalan sehat di Pedurungan Lor, Jumat(2/1) pagi.

 

HALO SEMARANG – Merebaknya penyakit demam berdarah ternyata juga terjadi di Kota Semarang. Dikatakan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, hingga akhir Januari 2019 telah ada 33 warga yang terserang penyakit demam berdarah (DB). Jumlah ini dinilai tinggi mengingat angka ini mendekati jumlah total penderita DB di tahun 2019 sebanyak 50 orang. “Baru bulan Januari, tapi sudah 33 orang, semoga tidak bertambah lagi,” tegas Hendi saat jalan sehat di Pedurungan Lor, Jumat(2/1) pagi.

Karenanya, Hendi mengingatkan warga untuk kembali menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), setiap hari Jumat.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono menuturkan, musim hujan memang banyak memunculkan genangan air yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Sehingga setiap kali musim hujan angka penderita penyakit DB selalu meningkat.

Dikatakan, untuk menekan jumlah penderita DB di Kota Semarang, Dinkes berupaya meningkatkan kewaspadaan penyebaran nyamuk di beberapa kampung. Kemudian upaya pencegahan agar tidak digigit nyamuk misalnya dengan meminta anak-anak memakai celana panjang atau rok panjang.

“Kami juga menggalakkan apel Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di sejumlah kecamatan setiap Jumat. Serta pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di rumah-rumah dan sekolah,” ujarnya.

Tiga kecamatan di Kota Semarang, yaitu Tembalang, Mijen, dan Ngaliyan, merupakan daerah rawan penyebaran demam berdarah. Karena itu warga di tiga wilayah itu diminta untuk waspada.

Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, pada 2013 di Kota Semarang terdapat sebanyak 2.364 pasien demam berdarah, tahun 2014 sebanyak 1.628 pasien, tahun 2015 sebanyak 1.737 pasien, tahun 2016 sebanyak 448 pasien, tahun 2017 sebanyak 299 pasien, dan tahun 2018 lalu jumlah penderita sebanyak 50 pasien.

“Jumlah penderita terus turun dari tahun ke tahun. Namun penyakit ini tetap harus diwaspadai,” tegasnya.

Salah satu pasien demam berdarah di RSUD KRMT Wongsonegoro, Luthfia Azahra (12) dari Tlogomulyo, Pedurungan mengatakan, dia sudah beberapa hari dirawat di ruang Nakula 4, ruang rawat inap anak-anak karena terserang demam berdarah.

Pasien lain juga mengalami hal serupa, Septia Ramadhani (11) dari Perum Kini Jaya Tembalang, sudah tujuh hari dia dirawat di ruang Nakula 4 karena gigitan nyamuk aedes aegypti. Orang tua pasien, Widodo mengatakan, ketika anaknya pulang sekolah tiba-tiba mengalami pusing dan demam tinggi. Lalu Septia diberi obat demam sudah agak menurun, namun setelah 4 jam demamnya naik lagi. “Kemudian kami khawatir langsung dibawa ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang,” tandasnya.(HS)

Muladi: “Kalau Hanya Sarjana Pintar, Di Pasar Johar Banyak”

Liga 1 2019, PSIS Kembali Berhomebase di Magelang