in

Dari Total 52 Pasar di Kota Semarang, Tinggal 17 Pasar yang Belum Direvitalisasi

Fajar Purwoto, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang.

 

HALO SEMARANG – Dari total 52 pasar tradisional yang ada di Kota Semarang, tercatat sudah ada 35 pasar yang telah selesai direvitalisasi Dinas Perdagangan Kota Semarang. Sebanyak 17 pasar lainnya, rencananya akan diselesaikan hingga tahun 2021 mendatang. Hal itu dikatakan Fajar Purwoto, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Rabu (13/3/2019).

“Tahun 2019 ini memang tidak ada rencana pembangunan atau revitalisasi pasar tradisonal. Karena program kami difokuskan untuk proses pembongkaran PKL Banjirkanal Timur dan penataan Blok C Pasar Johar. Tahun 2020 baru akan dijalankan kembali dengan revitalisasi Pasar Damar Banyumanik dan Pasar Ngaliyan,” katanya.

Ditambahkan, untuk anggaran revitalisasi pasar tradisional yang belum terealisasi, akan dicarikan dari beberapa sumber pendanaan. Tak hanya APBD, pihaknya juga akan mengajukan anggaran ke pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) dan dana bantuan tugas pembangunan (BTP).

“Kami berharap tahun 2021 nanti semua pasar yang ada di Kota Semarang bisa direvitalisasi semua,” tegasnya.

Sementara terkait banyaknya keluhan masyarakat tentang perencanaan pembangunan pasar tradisional yang dinilai tidak memperhitungkan kebutuhan pedagang, pihaknya mengaku sudah komunikasi dengan pedagang. Idealnya, kata dia, pembangunan pasar tradisional di Kota Semarang memang harus dibangun dua lantai. Hal itu karena mempertimbangkan ketersediaan lahan dan jumlah pedagang yang ada.

“Kecuali Pasar Wonodri, memang kami bangun dengan tiga lantai karena lahan di sana sangat sempit dan jumlah pedagangnya banyak. Agar semua pedagang terakomodir,” katanya.

Sementara Tutik, pedagang yang ditemui di Pasar Karangayu beberapa hari lalu berharap, konsep pembangunan pasar tradisonal diharapkan bisa mempertimbangkan kebutuhan pedagang dan pelanggan. Sehingga pasar baru yang dibangun, tidak malah menjadi persoalan baru bagi pedagang. “Kami berharap pembangunan tak harus tiga lantai, tapi bisa mengakomodir kebutuhan pedagang. Pembangunan yang ada saat ini sudah bagus, tapi beberapa di antaranya malah membuat pasar menjadi sepi karena banyak pedagang yang enggan menempati kios,” katanya.

Dia juga berharap, perencanaan pembangunan pasar melibatkan para pedagang. Termasuk soal rencana relokasi pedagang ke tempat sementara, dan termasuk jadwal pembangunan. “Jangan sampai pembangunan molor lama sehingga menyusahkan pedagang. Itu yang terjadi dalam beberapa pembangunan pasar di Kota Semarang, kerap molor lama,” tegasnya.(HS)

Masyarakat Diminta Tak Lagi Gunakan Kantong Plastik

Mampir di Klinik SBY Pasar Damar, Mbak Ita Bahas Pentingnya Kesehatan Kaum Perempuan