HALOSEMARANG – Sejumlah komoditas ikan laut basar di pasaran mengalami kenaikan harga hingga 5 persen. Seperti halnya jenis semua ikan, cumi-cumi, dan udang. Penyebab kenaikan tersebut yakni akibat cuaca yang kurang baik di perairaan laut dalam sepekan terakhir. Akibat itu, nelayan berhenti sementara untuk melaut, karena faktor keamanan menjadi pertimbangan utama. Padahal permintaan pembeli ikan laut basah pada 2022 semakin meningkat.
Hal itu berdasarkan pantauan harga ikan basah dan tangkapan laut lainnya di Pasar Pasar Kobong atau Pasar Ikan Rejomulyo yang berlokasi di Jalan Bundel, Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/1/2022).
Salah satu pedagang ikan, Yadi mengatakan, pada awal tahun ini mengalami kenaikan harga pada komoditas seafood seperti ikan dan cumi-cumi. Menurutnya, kenaikan disebabkan karena faktor cuaca yang kurang baik dalam sepekan terakhir ini.
“Awal tahun, ada kenaikan sekitar 5 persen. Misalnya cumi-cumi harganya semula Rp 55 ribu/kg menjadi Rp 65 ribu/kg sampai Rp 67 ribu/kg. Penyebab dari buruknya cuaca, karena nelayan enggak berani melaut,” ujar Yadi.
Kendati demikian, ia menyebut harga ikan dan tangkapan laut pada bulan Desember lalu mengalami penurunan yang signifikan. Namun tahun 2022, kata Yadi, semua jenis seafood harganya merangkak naik.
“Harga ikan bulan kemarin turun semua. Baru naik awal Januari. Bulan lalu, pernah Rp 40 ribu/kg sampai Rp 45 ribu/kg semua jenis ikan. Sekarang, misalnya ikan tenggiri mampu mencapai Rp 70 ribu/kg, standarnya Rp 55 ribu/kg,” terangnya.
Meski harga naik, ia mengungkapkan pembeli ikan dan tangkapan laut semakin meningkat sekitar 100 persen dibandingkan tahun kemarin.
“Minat seafood meningkat 100 persen. Karena pembeli awal tahun sangat ramai sekali dibandingkan tahun kemarin,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, perbandingan hasil tangkapan nelayan pada 2021 mampu mencapai 390 ton ikan/hari.
Namun tahun kni, kata dia, nelayan mengalami penurunan hasil tangkap ikan di laut yang disebabkan faktor cuaca yang kurang baik.
“Tahun ini, nelayan menurun hasil tangkapnya. Karena faktor cuaca juga tidak bisa melakukan tindakan penangkapan. Kalau kapal-kapal kecil cenderung menahan diri, kalau kapal besar yang berlindung di pulau-pulau menunggu berlabuh untuk menghindari cuaca saat ini yang tidak stabil,” kata Fendiawan Tiskiantoro.(HS)