
HALO SEMARANG – Akibat kecelakaan kapal MV Soul of Luck yang menabrak container crane nomor 3 saat akan sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas, kemarin selain menyebabkan satu korban ringan, petugas bagian head truk, Pelindo III Cabang Tanjung Emas juga mancatat total kerugian transaksi dari kegiatan ekspor dan import mencapai Rp 60 miliar. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pelindo III, Doso Agung, kepada awak media di kantor Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang, Senin (15/7/2019).
Dikatakan dia, adanya kerugian tersebut karena operasional bongkar muat peti kemas sempat terhenti total selama tiga jam. Yakni dari pukul 18.00 sore, setelah terjadi tabrakan itu, sampai beroperasional kembali, sekitar pukul 21.00 malam.
“Pelindo III merasa prihatin dengan kejadian ini, setelah diklarifikasi hal ini tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian dari pihak kapal tersebut. Kami juga selalu menekankan sistem safety saat di lapangan, ada standar operasional prosedur (SOP) dan kontijensi plan, yang terus kami diperbaiki,” terangnya.
Ditambahkan, untuk saat ini pihaknya sedang melakukan proses membersihkan dan merelokasi bangkai crane yang roboh, paling tidak akan membutuhkan waktu selama lima hari hingga dua pekan ke depan.
Sementara, KSOP kelas I Pelabuhan Tanjung Emas, Ahmad Wahid, menjelaskan, kronologi kecelakaan kapal MV Soul of Luck telah diketahui setelah melakukan klarifikasi terhadap pihak kapal maupun pilot kapal pandu, dan tug boat. Diperoleh informasi bahwa pada saat kapal yang mengangkut kontainer mau masuk sandar ke dermaga Pelabuhan Tanjung Emas, awalnya masih dalam kondisi normal, namun pada saat hampir mendekati dermaga mengalami ketidaknormalan dalam kemudi.
Padahal pilot kapal pandu yang berada di depan kapal MV Soul of Luck, sebelum kejadian sudah meminta kapal untuk berhenti. “Namun ternyata mesin kapal tidak tidak mau respon. Kemungkinan ada gangguan mesin penggerak dari kapal itu. Sehingga tali pengikat tug boat tidak mampu menahan beban kapal dan akhirnya putus, dan membuat kapal melaju terus lalu menabrak crane sampai roboh,” ujarnya.
Ketua DPC Indonesia National Shipowner Association ( INSA) Semarang, Ridwan mengatakan, adanya kejadian robohnya container crane, dapat mengganggu kecepatan bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Emas, sekitar 15-20 persen. Biasanya dalam satu jam, bisa bongkar muat sebanyak 25 kontainer.
“Adanya container crane roboh ini, bisa mengalami keterlambatan bongkar muat, satu jam hanya bisa bongkar muat sekitar 20 kontainer per jam. Hapannya segera diganti dengan kontainer crane yang baru,” katanya.
Sedangkan untuk proses penyelidikan kejadian tersebut lebih lanjut, Pihak Pelindo III akan berkoordinasi dengan pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kondisi kapal tersebut akan diselidiki sebelum melanjutkan perjalanannya ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Adapun dari hasil identifikasi kerusakan yang ada, di antaranya berupa satu unit container crane, tiga unit hard truk, 14 kontainer, satu buah bolder pengikat kapal di dermaga.(HS)