in

Cegah Omicron, Kapolri Minta Stakeholder Bantun Akselerasi Vaksin Booster

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meninjau vaksinasi di Balairung Budi Utomo, Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis (03/02/22). (Foto : Tribratanews.polri.go.id)

 

HALO SEMARANG – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, meminta stakeholder membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi dan booster, khususnya kepada kelompok lansia dan anak-anak, guna mencegah penyebaran Covid-19 khususnya varian Omicron.

Permintaan itu diungkapkan Kapolri, ketika meninjau pelaksanaan vaksinasi di Balairung Budi Utomo, Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis (03/02/22). Acara tersebut bersamaan dengan kegiatan percepatan vaksinasi serentak se-Indonesia.

Hadir dalam peninjauan itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto; dan Kasum TNI Letjen Eko Margiyono.

“Dalam kesempatan ini saya ingatkan kepada seluruh masyarakat dan rekan-rekan yang bertugas, untuk membantu melaksanakan akselerasi, untuk mengingatkan kembali khususnya bagi berusia lansia dan kemudian anak-anak. Karena varian Omicron memang berjangkit ataupun menular disegala usia,” tutur Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, seperti dirilis Tribratanews.polri.go.id.

Kapolri mengatakan target akselerasi vaksinasi adalah sebanyak 1.419.110 dosis. Jumlah itu gabungan untuk menyasar masyarakat yang mendapatkan vaksin dosis satu, dua dan tiga atau booster.

“Kegiatan hari ini kita laksanakan vaksinasi serentak di 34 provinsi dengan target hari ini 1.419.110. Kemudian di wilayah Depok sendiri khususnya tempat ini 2.500 khusus vaksin ketiga atau booster,” kata Jenderal Bintang Empat itu.

Lebih lanjut Kapolri menekankan agar masyarakat di Jabodetabek yang paling cepat enam bulan silam telah mendapat suntikan vaksin dosis kedua, untuk mengikuti vaksin booster.

Pemberian booster itu penting, untuk meningkatkan imunitas terhadap virus Covid-19, termasuk varian Omicron.

“Satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk menghadapi varian yang ada adalah dengan mengikuti vaksinasi. Jadi yang sudah enam bulan dari vaksin kedua khususnya di wilayah Jabodetabek silahkan ikuti vaksin booster,” kata lulusan Akabri tahun 1991 itu.

Selain Jabodetabek, ke depan wilayah lain di Indonesia juga akan dilakukan akselerasi vaksinasi khususnya booster. Karena itu penting untuk dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang manfaat vaksin booster untuk mencegah dampak buruk omicron.

“Untuk selanjutnya nanti akan diiikuti wilayah lain dan ini tentunya harus selalu diingatkan, perlu upaya untuk mensosialisasikan. Mohon untuk terus diinformasikan kepada masyarakat,” imbau mantan Kapolda Banten itu.

Kapolri menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan akan menyiapkan aturan-aturan soal pasien yang terjangkit. Warga yang positif Covid-19 dengan gejala sedang dan berat, akan dirawat di rumah sakit yang telah disiapkan.

Adapun pasien yang gejala ringan atau tanpa gejala, diperbolehkan untuk melakukan karantina di rumah, dengan syarat pengawasan ketat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

“Sehingga kemudian, bisa diikuti dengan Puskesmas terdekat terkait dengan obat-obat yang harus di konsumsi. Sehingga bisa cepat sembuh,” beber Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Sementara yang paling terpenting saat ini adalah masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) dalam aktivitas sehari-harinya.

“Bahwa kita melihat disiplin terkait penggunaan masker, kemudian kegiatan-kegiatan yang selama ini dapat interaksi ini, banyak juga yang kemudian lupa dan buka masker. Tolong kali ini diingatkan kembali bahwa seluruhnya terutama untuk kegiatan yang memiliki interaksi tinggi, tempat kerumunan tolong betul-betul gunakan masker,” ucap lulusan Akabri tahun 1991.

Mantan Kabareskrim Polri kembali mengingatkan kepada masyarakat, sampai dengan saat ini, Pandemi Covid-19 masih melanda seluruh dunia maupun Indonesia. Sebab itu, Sigit berharap, masyarakat dan seluruh stakeholder yang ada untuk tidak abai maupun lengah.

Fatalitas Rendah

Pada kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin mengatakan bahwa gelombang varian Omicron tidak lebih buruk dari varian Delta. Tingkat fatalitas dan jumlah yang dirawat di rumah sakit pun lebih rendah.

Namun demikian 60 persen orang yang masuk rumah sakit dengan kondisi berat, adalah mereka yang belum divaksin.

“Cepat divaksin. Tolong sebarkan ajakan ini. Karena data yang kita lihat 60 persen orang yang masuk ke rumah sakit dengan kondisi berat adalah mereka yang belum divaksin,” kata dia, seperti dirilis Covid19.go.id.

Menurut Menkes, vaksinasi lanjutan menjadi langkah tepat untuk mereduksi peningkatan angka kasus.

“Kita tidak usah panik. Tidak udah khawatir. Karena tingkat hospitalisasi dan fatalitynya lebih rendah dari varian delta. Kalau tanpa gejala dan saturasi masih di atas 95 persen rawat saja di rumah,” jelas Budi Sadikin.

Program vaksinasi lanjutan menurut Ketua Satgas Letjen TNI Suharyanto, merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengendalikan laju peningkatan Covid-19 di Tanah Air.

Selain vaksinasi, pemerintah sebelumnya juga telah menyiapkan beberapa program termasuk rencana kontijensi lainnya guna menekan angka peningkatan kasus Covid-19 antara lain dengan membuka tower Wisma Atlet Pademangan untuk karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), pembukaan Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali sebagai pintu masuk udara.

Di samping itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga akan mengaktifkan kembali Rusun Nagrak dan Rusun Daan Mogot sebagai tempat isolasi terpusat apabila terjadi lonjakan kasus.

Lebih lanjut, Ketua Satgas juga meminta segenap unsur komponen baik yang di pusat maupun di daerah serta masyarakat agar terus menerapkan protokol kesehatan. Suharyanto meminta TNI dan Polri untuk membantu penegakan prokes sebagai bagian dari pencegahan Covid-19.

“Kami siapkan tempat isolasi di Wisma Atlet dengan kapasitas 8 ribu tempat tidur. Kita menyiapkan lagi 2 ribu tempat tidur di  Wisma Atlet Pademangan,” jelas Suharyanto.

“Kami juga membuka Bandara Juanda dan Bandara Bali, agar tidak terjadi penumpukan penumpang di Jakarta,” ungkap mantan Pangdam V Brawijaya itu.

Sebagaimana yang menjadi arahan Menteri Kesehatan sebelumnya, Ketua Satgas juga meminta agar masyarakat yang terkonfirmasi positif tanpa gejala atau gejala ringan agar melakukan isolasi mandiri di rumah maupun di tempat isolasi terpusat. Sehingga tidak ada lonjakan pasien di rumah sakit yang dikhususkan untuk menangani pasien dengan gejala berat.

“Yang tanpa gejala maupun bergejala ringan diharapkan isolasi mandiri di tempat isolasi terpusat. Kalau terjadi lonjakan kasus maka saudara kita bisa di tempat isolasi terpusat,”

Program vaksinasi lanjutan tersebut juga dilaksanakan di 34 provinsi serentak atas inisiasi Kepolisian Republik Indonesia bersama dengan TNI, Kementerian Kesehatan RI dan Satgas Penanganan Covid-19. Adapun program vaksinasi lanjutan serenta itu diikuti oleh 1.400.000 peserta yang mana di Kota Depok sudah ada sebanyak 2.500 peserta untuk vaksin ke tiga. (HS-08)

Diduga Guru Terpapar Covid-19, PTM SMP N 2 Kendal Terpaksa Dihentikan

Tinjau Akselerasi Vaksin Booster, Bupati Cilacap Minta Masyarakat Saling Jaga