in

Bupati Said Minta Semua Pihak Berkomitmen Jadikan Boyolali Bebas dari Stunting

Bupati Boyolali, M Said Hidayat menandatangani komitmen dalam acara Rembug Stunting, di Pendopo Gede Kabupaten Boyolali. (Foto : Boyolali.go.id)

 

HALO BOYOLALI – Bupati Boyolali, M  Said Hidayat meminta komitmen semua pihak, untuk terlibat dalam menekan stunting di Kota Susu. Masalah stunting ini perlu mendapat perhatian serius, karena dengan kualitas generasi mendatang.

Pentingnya komitmen untuk menekan angka stunting tersebut, disampaikan Bupati Boyolali, M  Said Hidayat, ketika memberi sambutan dalam Rembug Stunting, di Pendopo Gede Kabupaten Boyolali, Selasa (15/6)

“Langkah ini saya kira akan menjadikan upaya langkah kebersamaan kita, ketika bagaimana Boyolali mau dan mampu untuk berkomitmen menurunkan angka-angka persoalan stunting,” kata Bupati Said, seperti dirilis Boyolali.go.id.

Bupati Said juga membacakan komitmen bersama Menuju Boyolali Bebas Stunting, untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berdaya Saing . Komitmen ini kemudian ditandatangani seluruh pihak yang terlibat.

Adapun isi komitmen bersama tersebut, yaitu mengawal pelaksanaan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting setiap tahun. Selain itu juga mengupayakan peningkatan kualitas layanan intervensi spesifik dan sensitif, pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak dan keluarga, serta sasaran prioritas penurunan stunting lainnya.

Selanjutnya yaitu mengawal alokasi anggaran di APBD, dana desa atau kelurahan, serta memanfaatkan sumber dana lainnya, untuk percepatan pencegahan penanganan stunting. Juga berupaya menurunkan angka stunting sebesar tiga persen, setiap tahun.

Seperti diketahui, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibanding anak lain seusianya.

Masalah ini dapat disebabkan berbagai faktor, seperti asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, mengatakan stunting merupakan masalah jangka panjang yang menyangkut masa depan bangsa.

Jika hal ini tidak diintervensi sejak awal oleh semua pihak, akan menimbulkan penurunan kualitas generasi penerus bangsa. Terdapat dua intervensi yang dilaksanakan, yaitu intervensi spesifik oleh jajaran kesehatan dan intervensi sensitif oleh lintas sektor.

“Untuk intervensi spesifik, itu daya ungkitnya hanya 30 persen. Jadi seberapapun baik program kita, daya ungkitnya hanya 30 persen. Sedangkan kalau yang intervensi secara sensitif, daya ungkitnya 70 persen,” kata Lina. (HS-08)

Kecelakaan Maut Di Turunan Gombel Lama, Satu Orang Meninggal Dunia

Sikap Abai Warga pada Covid-19 Disayangkan Dandim Demak