HALO BREBES – Bupati Brebes Idza Priyanti meminta agar semua pihak mewaspadai dan berusaha mencegah terjadinya kekerasan seksual.
Kejahatan seksual menjadi salah satu tantangan terbesar yang perlu menjadi fokus perhatian, karena akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.
Maka dari itu upaya memperkuat koordinasi, menjadi salah satu kunci keberhasilan peran negara, dalam menjawab tantangan dan permasalahan perempuan dan anak.
Hal itu disampaikan Bupati Brebes Idza Priyanti, melalui Staf Ahli Bupati bidang Ekbang, Moh Furqon Amperawan, dalam saat membuka rakor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, di Islamic Center, baru-baru ini.
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes, tercatat sepanjang Januari 2022 terdapat 50 kasus kekerasan.
Sebanyak 18 korban adalah laki-laki dan 32 korban menimpa perempuan. Dari kasus tersebut ada kasus yang sangat memilukan, yakni kekerasan ibu terhadap 3 anak kandungnya dan sampai menghilangkan salah satu nyawa anaknya.
Menurut Bupati, hal ini sangat ironis dan memprihatinkan, karena tahun 2022 ini Kabupaten Brebes mendapat penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat Nindya, dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Sebagaimana diketahui isu perempuan dan anak adalah masalah lintas sektoral dan melebur di setiap lini pembangunan.
Untuk memecahkan berbagai permasalahan yang terkait dengan perempuan dan anak tentunya dibutuhkan koordinasi yang kuat dari semua pemangku kepentingan yang ada mulai dari pemerintah sampai ke masyarakat.
“Seluruh komponen harus hadir dan kerja keras untuk peduli terhadap perempuan dan anak,” kata Bupati.
Upaya pemerintah, lanjutnya, untuk menyediakan fasilitas dan pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan sudah dibentuk melalui PPT Tiara dan Pelayanan KTPA di masing masing Puskesmas.
Namun keberlanjutannya perlu komitmen semua pihak. Dengan adanya kerjasama lintas sektor, diharapkan dapat mengoptimalkan tupoksi dan sinergitas khususnya pelayanan kesejahteraan dan perlindungan anak secara terarah komprehensif, terpadu dan berkelanjutan.
Kabag Kesra Setda Brebes, Akhmad Syaekhu melaporkan, tujuan rakor untuk menyampaikan informasi terkait arah kebijakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Juga untuk menyelaraskan dan sinkronisasi program kegiatan di kecamatan maupun pada organisasi wanita dan organisasi Islam terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Rakor mengundang narasumber antara lain Sekretaris DP3KB Rini Pujiastuti, Ketua GOW Brebes Hj Aqilatul Munawaroh.
Rakor diikuti TP PKK, Dharma Wanita Persatuan, GOW, Fatayat NU, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Muslimat NU, MUI dan unsur organisasi wanita lainnya. (HS-08)