HALO SEMARANG – Menghadapi puncak musim hujan yang kadang disertai angin kencang pada Januari ini, warga Kota Semarang diimbau untuk tetap waspada terhadap terjadinya bencana, baik itu kejadian banjir, tanah longsor, maupun pohon tumbang.
Sekretaris Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Winarsono mengatakan, terkait antisipasi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Semarang, pihaknya mengimbau warga tetap waspada. Baik itu masyarakat yang berada di dataran rendah maupun dataran tinggi.
“Warga harus bisa mengenali potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor. Kalau hujan turun, warga diminta memonitor lingkungan sekitar, dan tidak tidur lebih awal, apalagi jika hujan lebat, terutama di wilayah rawan banjir bisa menyikapi dengan mengamankan barang-barang berharga masing-masing. Sedangkan untuk yang berada di dataran tinggi, juga untuk bisa memonitor jika ada gejala retakan tanah, jika melihat hal itu harus segera berkoordinasi dengan instansi terkait. Warga bisa laporan ke RT, dan melaporkannya kejadian tersebut untuk segera ditangani,” katanya, Minggu (16/1/2022).
Ditambahkannya, bagi warga yang sedang melakukan perjalanan berkendara juga diminta ekstra hati-hati, untuk tidak berteduh di bawah pohon yang rawan tumbang.
“Lalu, terkait antisipasi saat musim hujan, warga yang memiliki anak harus selalu diawasi jangan sampai bermain air saat hujan deras, sehingga bisa membuat anak terseret arus banjir,” imbuhnya.
Pihaknya, bersama KSB di tiap kelurahan juga selalu memonitor kondisi rumah pompa di sekitar wilayah rawan genangan, dan melakukan patroli jika hujan deras yang akan menimbulkan genangan banjir.
“Kita cek, apakah pompanya berfungsi atau tidak, jika tidak berfungsi kami berkoordinasi dengan instansi terkait atau petugas di rumah pompa tersebut, diharapkan saat hujan turun, pompa bisa berfungsi dengan baik,” jelasnya.
Terkait stok logistik, lanjut dia, saat terjadi bencana, pihaknya telah mempersiapkannya dengan maksimal. Seperti bahan pangan, sarana prasarana perahu karet dan karung.
“Jika sudah menipis stok logistik, langsung meminta bantuan baik dari BPBD provinsi untuk persediaan logistik agar tersedia lagi. Jika diperlukan saat terjadi bencana bisa dikeluarkan dengan cepat,” katanya.
Sedangkan untuk pemberian bantuan warga terdampak bencana pohon tumbang yang menyebabkan kerugian materil, pihaknya tidak bisa membantu kerugian tersebut.
“Kecuali kalau pohon tumbang menimpa rumah warga, baru bisa dibantu dengan melaporkan kejadian kepada Lurah setempat, lalu akan ditindaklanjuti dengan membuat nota dinas untuk dimintakan bantuan kepada Wali Kota berupa bantuan sosial. Jika mobil dan motor yang tertimpa pohon tumbang memang tidak diakomodir,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG Semarang, Sukasno menyampaikan, puncak musim hujan di Jawa Tengah, akan terjadi pada Januari 2022. Sehingga sering terjadi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Provinsi Jawa Tengah.
“Secara umum bulan Januari 2022 merupakan puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah, sehingga potensi hujan secara masif masih akan sering terjadi pada bulan Januari,” katanya.
Dikatakannya, cuaca ekstrim ini dipicu oleh sirkulasi siklonik di selatan Jawa Tengah yang menyebabkan adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Jawa Tengah.
“Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan awan cumulonimbus dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan dapat disertai dan atau didahului angin kencang di wilayah Kabupaten Semarang. Sedangkan kelembapan relatif yang tinggi pada lapisan 850 – 500 mb berkisar antara 70 – 100 persen, didukung dengan nilai indeks labilitas yang cenderung labil di wilayah kejadian, mendukung untuk terbentuknya awan cumulonimbus di sekitar wilayah Kabupaten Semarang,” pungkasnya.(HS)