
HALO SEMARANG – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati meminta semua pihak di Sulawei Barat, untuk mewaspadai gempa susulan lebih besar.
Seperti diketahui, Jumat (15/1) pagi tadi telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6,2 yang berpusat di Majene, Sulawesi Barat. Gempa tersebut menyebabkan beberapa warga meninggal, luka-luka, dan harus mengungsi.
“Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat, bisa mencapai kekuatan yang seperti sudah terjadi, 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi,” kata Dwikorita, Jumat (15/1).
Menurut dia, jika gempa susulan lebih besar tersebut benar-benar terjadi, maka ada kemungkinan akan terjadi tsunami akibat longsor bawah laut. Longsor bisa terjadi karena kondisi batuan yang sudah digoncang gempa sebanyak 28 kali.
“Memungkinkan terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa masih di pantai atau bahkan di pinggir laut,” tutur dia.
Oleh karena itu, Dwikorita meminta masyarakat untuk tidak mendekat ke bangunan yang rentan roboh dan menjauhi daerah pantai.
Untuk masyarakat di daerah pantai juga harus segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, apabila terjadi goncangan atau gempa susulan.
“Segera menjauhi pantai. Untuk sementara menghindari dahulu dari tepi pantai, apalagi kalau nanti merasa goyangan lagi. Tapi kalau sudah jauh dari pantai lebih aman berada di tempat yang lapang,” ucapnya.
Ia memastikan BMKG terus memantau perkembangan pasca-gempa.
Sementara itu hingga siang ini, tercatat 8 orang meninggal, 637 luka-luka dan lebih dari 15.000 warga mengungsi. Jumlah tersebut ada kemungkinan masih terus bertambah. (HS-08)