in

Bicara di ICSCI 2019, Hendi Jawab Tantangan Keterbatasan Anggaran dan SDM dengan Smart City

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat saat menjadi pembicara dalam kegiatan The 2nd International Conference on Smart City Innovation (ICSCI) 2019 yang diselenggarakan di gedung ITC Universitas Diponegoro, Rabu (9/10/2019).

 

HALO SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengakui ada beberapa kendala dalam proses pembangunan di Kota Semarang. Namun hal itu coba diminimalisir oleh pihaknya, salah satunya membuat program yang tepat sasaran.

“Kenaikan APBD Kota Semarang signifikan setiap tahunnya, tapi tetap belum sebanyak kota-kota besar lain. Di sisi lain juga dengan tanggung jawab yang semakin besar, jumlah ASN dalam berberapa tahun terakhir terus berkurang. Maka ini dua tantangan besar pengembangan Kota Semarang dulu,” papar Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

“Untuk itu mulai tahun 2013 kami mulai membangun Semarang Smart City, supaya ASN kerjanya dapat lebih efektif dan efisien, serta masyarakat bisa ikut terlibat,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam kegiatan The 2nd International Conference on Smart City Innovation (ICSCI) 2019 yang diselenggarakan di gedung ITC Universitas Diponegoro, Rabu (9/10/2019).

Dalam paparannya, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut menjelaskan, Semarang Smart City menjadi jawaban atas dua tantangan besar pengembangan Kota Semarang dulu. Menurutnya melalui konsep Smart City, seluruh pekerjaan di Pemerintah Kota Semarang terhubung dalam sebuah sistem, sehingga rantai birokrasi yang lama bisa dipercepat, bahkan dipangkas.

“Tak hanya itu, kami juga tak sedang membangun berdasarkan asumsi, tetapi dengan data agar tepat sasaran. Sehingga masalah yang ada dapat langsung ditangani, tidak berulang pekerjaannya,” jelas Hendi.

Hendi menggambarkan, di tahun 2011 hampir separuh wilayah Kota Semarang jalannya rusak dan rawan banjir. Hal itu mengakibatkan investasi yang masuk ke Kota Semarang kurang dari Rp 1 triliun. Kondisi buruk itulah yang kemudian membuat tren laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang cenderung rendah.

“Alhamdulilah saat ini dengan pola kerja yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi meningkat 6,52%. Pertumbuhan investasi meningkat menjadi Rp 27,5 triliun, penurunan angka kemiskinan yang dibarengi dengan penurunan luas wilayah kumuh, penurunan wilayah rawan banjir juga sejalan dengan peningkatan kondisi jalan baik. Kesejahtetaan masyarakat juga meningkat jika menilik index pembangunan manusia di Kota Semarang yang semula 77,52 meningkat menjadi 82,72,” pungkasnya.

Hendi pun menekankan, jika hal tersebut menjadi bukti nyata implementasi smart city berupa sistem perencanaan, sistem pembangunan, sistem pelayanan, dan sistem pelaporan, membuahkan hasil yang baik bagi pembangunan di Kota Semarang.

Contohnya dengan pemanfaatan call center dan sistem Lapor Hendi yang mempermudah pelaporan kondisi di lapangan, agar segera ditindaklanjuti. Selain itu juga ada pemanfaatan situation room sebagai ruang monitor dan kontrol terpadu, pemanfaatan big data guna pendataan masyarakat miskin agar dapat ditangani secara tepat sasaran.(HS)

Meski Kemarau Panjang, Produksi Beras Diklaim Tak Terganggu

Wisma Perdamaian atau De Vredestein Pernah jadi Rumah Gubernur Belanda