HALO KENDAL – Bupati Kendal, Dico M Ganinduto didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Kendal, Wynne Frederica meresmikan Pusat Pendidikan Inklusif dan Piloting Program Sekolah Inklusif Kabupaten Kendal, di SMP Negeri 3 Patean, Kamis (27/1/2022).
Program ini dilaksanakan dalam rangka untuk membangun dan meningkatkan pendidikan sensitif terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) sekaligus menyediakan lingkungan belajar yang aman, tanpa kekerasan, inklusif, dan efektif bagi semuanya melalui piloting sekolah inklusif dan diseminasinya di Kabupaten Kendal.
Dalam sambutannya, Bupati Kendal Dico M Ganinduto menekankan, betapa pentingnya pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus.
Pemerintah Kabupaten Kendal sudah melakukan berbagai langkah dalam
mempersiapkan program ini, di antaranya membentuk tim perumus kebijakan pendidikan inklusif dan pendataan anak berkebutuhan khusus usia sekolah.
“Selain itu, kita juga berkoordinasi dengan perguruan tinggi tentang
kebijakan program inklusif, dan melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif,” tandasnya.
Menurut Dico, pendidikan ini juga memunculkan peluang bagi anak-anak normal untuk berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
“Sehingga, dalam interaksi tersebut dapat memunculkan rasa toleransi dan empati yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak pernah bergaul dengan ABK,” ungkap Bupati.
Dico menambahkan, pentingnya peranan guru dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus ini, terutama dalam menumbuhkan kepercayaan dan penyesuaian diri anak dalam belajar.
“Saya pesan untuk bapak ibu guru untuk tidak membeda-bedakan peserta
didiknya. Berikan rasa aman dan nyaman untuk seluruh anak yang kalian didik, dan tumbuhkan kehidupan yang harmonis di lingkungan pendidikan,” imbuh Dico.
Selama tahun 2021, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten (Disdikbud) Kendal telah mendata ada 1.099 anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Kendal.
Dari jumlah tersebut menurut Kepala Disdikbud Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, 67,5 persen ABK tidak bersekolah, kemudian sisanya 32,5 persen ABK sudah bersekolah.
“Jumlah terbanyak berada di Kecamatan Sukorejo dengan 110 ABK. Saat ini ada 28 sekolah yang turut serta dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif ini yang terdiri dari tingkat PAUD, SD dan SMP,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Kendal, Wynne Frederica mengatakan, PKK sebagai gerakan yang hadir dari dan untuk masyarakat berkomitmen penuh membantu pemerintah dalam upaya dan ikhtiar mewujudkan pendidikan inklusif tersebut.
Apalagi dalam pelaksanaannya, lanjut Chacha, pendidikan inklusif selaras dengan 10 program pokok PKK pada program ke-6, yakni pendidikan dan keterampilan.
“Saya dan panjenengan menyadari, untuk mewujudkan pendidikan inklusif secara merata dan menyeluruh, tentu memerlukan kerja sama dan sinergitas berbagai pihak, juga stakeholder, termasuk masyarakat dan ABK itu sendiri,” tegasnya. (HS-06).