in

Berbekal Pengalaman Jadi Marketing, Samsul Hidayat Kini Buka Usaha Sablon Sendiri Di Desanya

Samsul Hidayat pengusaha sablon di Desa Kebonagung RT 02/RW 04 Kecamatan Ngampel, Kendal.

 

HALO KENDAL – Menjadi pengusaha yang sukses tentu menjadi keinginan setiap orang. Namun untuk bisa mendapatkannya tentu dibutuhkan kerja keras. Salah satunya dilakukan Samsul Hidayat (32), pengusaha sablon di Desa Kebonagung RT 02/RW 04 Kecamatan Ngampel, Kendal.

Samsul menceritakan, dia memulai usaha sendiri karena punya pengalaman sebagai penjual jasa marketing percetakan.

“Saya dulu cuma jadi marketing beberapa percetakan. Waktu itu yang penting, saya cari order dapat komisi,” ujar Samsul sapaan akrabnya kepada halosemarang.id, Selasa (19/1/2021).

Berbekal dari pengalaman itulah, dia merasa sudah memiliki modal kemampuan yang dibutuhkan untuk bisa membuka usaha sendiri, serta bagaimana cara memasarkan dan mencari pelanggan.

“Hasil belajar cara kerja percetakan, dan setelah dirasa cukup dan dari uang hasil tabungan, saya gunakan untuk memulai usaha dengan membuka cetakan undangan dengan mesin cetak digital,” ucap Samsul.

Dia pun mengaku, saat itu bisa beli mesin cetak digital, dengan maksimal ukuran cetak ukuran A3 (32 cm X 48cm).

Dari alat itu, dan dibantu beberapa relasi, dia mulai mengerjakan sendiri pesanan.

“Alhamdulillah, dari hasilnya bisa ditabung dan bisa beli lagi mesin cetak lain,” ungkapnya.

Akhirnya, bersama Lika sang istri, Dayat membuka usaha sablon dan cetak undangan di desanya. Dengan membuka gerai di rumahnya, Dayat memberi nama gerainya “Galery Undangan Kendal”.

Menurutnya, dalam era teknologi canggih maupun perkembangan transportasi daring, tidak ada lagi jarak, waktu dan ruang untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

“Semua itu bisa teratasi manakala bisa menggunakan atau memanfaatkan teknologi dan alat transportasi,” jelasnya.

Ditambahkan, dalam mendapatkan order dan pelanggan, Samsul memanfaatkan media sosial yang dibantu istri, dengan sering memposting hasil produk cetakan dan kaos sablonnya.

“Dari perkembangan market, saya menemukan ide untuk membuka pesanan sablon kaos, yang bisa diorder baik desain maupun warna sesuai keinginan pemesan. Harga kaos dan sablonnya saya banderol maksimal Rp 70 ribu, tergantung kualitas kaos dan kerumitan desain,” terangnya.

Sedangkan untuk hasil dari cetak undangan, Samsul mengaku mendapatkan keuntungan Rp 400 per lembar kartu undangan.

“Tapi saya juga fleksibel kok soal harga, yang penting amanah dan pelanggan puas,” pungkasnya.(HS)

Curah Hujan Masih Tinggi, Warga Diminta Tetap Waspada Bencana

Gunakan Sistem Manual, Gaji Non-ASN Pemkot Semarang Akhirnya Cair