in

Batal Berangkat, Calon Jemaah Haji Asal Rembang Ucap Alhamdulillah

Foto : Kemenag.go.id

 

HALO REMBANG – “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.” Itulah kalimat yang diucapkan Budiono (60), saat mendengar keputusan pemerintah Indonesia untuk kembali menunda keberangkatan jemaah haji 1442 H / 2021 M.

Budiono tak menampik, ada rasa kecewa dalam dirinya, karena tahun ini Pemerintah Indonesia mengambil keputusan itu. Kekecewaannya sangat beralasan, karena calon jamaah haji asal Desa Ngotet, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang itu, semestinya berangkat ke tanah suci pada musim haji 2020.

Dengan penundaan ini, berarti dua kali pensiunan Dinas Pariwisata Kabupaten Rembang ini, tertunda untuk menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut.

Namun dia tak membiarkan rasa kecewa menguasai hatinya berlama-lama. Sebaliknya, dia memperbersar rasa syukur kepada Sang Rabb, karena pembatalan ini semata-mata untuk menjaga keselamatan jiwa jemaah di masa pandemi.

“Alhamdulillah karena Allah masih melindungi jiwa dan kesehatan kami dengan penundaan ini. Kami sepenuhnya bisa memahami keputusan pemerintah. Dalam situasi yang masih mengkhawatirkan ini sangat tidak mungkin bagi pemerintah untuk memberangkatkan jemaah,” kata Budiono, di Rembang, Sabtu (19/6).

Budiono yang sediannya akan berangkat berhaji bersama sang istri, mengaku berlapang dada dengan keputusan pemerintah. “Kami sama sekali tidak keberatan. Walaupun usia kami menjelang lansia, kami menerima dengan lapang dada keputusan pemerintah,” kata Budiono.

Dia pun yakin, Allah memiliki rencana terbaik atas penundaan ini. Pada masa pandemi ini, Budiono sadar kesehatan menjadi hal utama yang harus dijaga. “Karena kesehatan bagi kami lebih penting. Insya Allah kalau Allah mengizinkan, tahun depan kami sudah siap berangkat haji,” kata Budiono dengan penuh keyakinan.

Apalagi, menurut Budiono, selama ini ia telah mempersiapkan rencananya untuk berangkat haji dengan baik. Budiono dan istri merupakan calon jemaah yang rencananya akan diberangkatkan melalui embarkasi Solo. Persiapan mulai dari sarana berhaji, persiapan fisik, hingga persiapan mental telah ia lakukan sejak 2020 lalu.

“Saya bersama istri sudah mempersiapkan segala sesuatunya sejak dua tahun lalu. Kami juga sudah hafal manasik haji. Karena tim Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ibriz memberikan bimbingan haji kepada kami secara lengkap,” tutur Budiono yang telah mendaftar haji sejak 2011.

Senada dengan Budiono, calon jemaah haji lainnya dari Desa Jumput, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang Siti Haniah pun mengungkapkan keikhlasannya. Bagi Hani’ah, ia dan jemaah lainnya harus bisa mengambil hikmah dan pembelajaran atas keputusan pemerintah ini.

“Walaupun sudah berikhtiar, kalau ini sudah menjadi keputusan Allah, kami harus bisa bertawakkal dan menerima dengan ikhlas. Mungkin ada rahasia yang Allah berikan kepada manusia,” kata Haniah.

“Sedikit kecewa iya. Karena sudah menunggu 10 tahun lamanya. Banyak sekali teman-teman jemaah yang sudah sepuh bahkan sudah meninggal dunia namun belum bisa berangkat,” ungkap Hani’ah yang sehari-hari berprofesi sebagai dai.

Budiono dan Haniah adalah potret di antara ratusan calon haji asal Kabupaten Rembang yang gagal berangkat haji dalam dua tahun terakhir ini.

Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Kabupaten Rembang, Zuhri menyebutkan, sedikitnya 738 calon haji yang terpaksa harus menunda hajinya. “Jumlah calon haji yang telah melunasi 761 orang. 23 calhaj di antaranya membatalkan karena meninggal dan sebab lainnya,” terang Zuhri.

Zuhri mengatakan, persiapan haji yang sudah dilakukan sudah optimal. “Pemerintah tidak gegabah dalam menentukan keputusan. Sebagaimana yang ditegaskan Menteri Agama, keputusan pembatalan haji ini semata-mata demi keselamatan jamaah,” tegas Zuhri. (HS-08)

Menhub Minta PT KAI Lakukan Tes Acak di Stasiun Utama KRL

Kebahagiaan Ali Mahfud dan Sholihah Ikut Pendidikan Profesi Guru PAI 2021