
HALO SEMARANG – Pandemi Covid-19 telah lebih satu tahun menginap di Indonesia. Imbas buruk mencuat dari segala sektor, termasuk perekonomian masyarakat.
Apalagi ditambah dengan angka pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dampak tersebut pun dialami oleh masyarakat di Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Di tengah keadaan yang tengah sulit, salah satu warga di Kelurahan Polaman terpanggil untuk membantu warga yang terkena dampak kejamnya pandemi Covid-19.
Adalah Haryono, ia menciptakan sejumlah bidang usaha yang dikhususkan kepada sebagian masyarakat yang terkena PHK. Salah satunya ialah bidang peternakan bebek.
Jumlah bebek yang saat diternak olehnya yaitu 500 ekor. Haryono menyebut, lebih memilih ternak bebek karena modal yang dikeluarkan tidak begitu banyak seperti unggas lainnya.
“Ternak bebek saya kira modalnya cukup sedikit dibandingkan dengan ternak ayam petelur yang membutuhkan modal untuk membuat kandang. Kalau bebek hanya cukup dengan lahan berteduh untuk bebek, kolam dan pakan,” Minggu (20/6/2021).
Menjadi peternak bebek, menurutnya, juga memiliki tantangan dan risiko yang harus dihadapi serupa usaha ternak lainnya. Contohnya menunggu empat belas bulan masa produktif bebek dalam bertelur.
“Usaha itu harus telaten, juga dalam hal pakan dan perubahan cuaca. Sebab saat mengoplos pakan kadang berdampak pada produktivitas bebek dalam bertelur,” katanya.
Kendati demikian, setiap kendala yang dihadapi dapat diatasinya. Bersyukur, lanjut Haryono, adalah kunci yang harus diperhatikan, termasuk dapat membantu masyarakat.
“Melalui keuntungan dari beberapa usaha saya ini dapat membantu masyarakat dalam hal menambah penghasilan,” jelasnya.
Haryono menyatakan, sebagai makhluk sosial, setiap manusia diharuskan saling bahu membahu menolong antar-sesama di setiap keadaan. Seperti halnya pandemi Covid-19 saat ini yang membawa dampak signifikan di segala sektor, khususnya perekonomian masyarakat. Dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata didasari untuk mendapatkan keuntungan.
“Keuntungannya itu tidak seberapa, karena digunakan untuk membayar gaji karyawan, dan biaya produksi pakan. Namun kebanggaan itu muncul dan lebih penting dari itu bisa membantu masyarakat,” terangnya.
Selain berternak bebek, ia juga memiliki lahan untuk mengembangkan bisnisnya ternak ikan lele, dan pembibitan ikan koi. Di mana pekerjanya adalah sebagian masyarakat yang terkena imbas PHK.
Haryono mengungkapkan, permintaan ikan lele konsumsi di masa pandemi Covid-19 cukup banyak. Bahkan ia kewalahan menerima permintaan pesanan ikan lele yang terus meningkat. Serupa ikan koi yang telah memiliki peminatnya.
Ia menjelaskan, di mana ketiga bidang usahanya tersebut juga telah memiliki pasarnya masing-masing.
Awalnya, pada April 2020, Haryono terlebih dulu hanya memiliki peternakan lele, selang tidak lama banyak yang berminat dan tertarik terjun untuk menggeluti usaha tersebut.
Kemudian, melihat antusias yang begitu tinggi, Haryono melepas lahan kosongnya untuk digarap masyarakat setempat, dan lahirlah sebuah paguyuban.
Januari 2021, paguyuban tersebut semakin berkembang, dengan melebarkan bisnisnya menjadi sebuah tempat pemancingan.(HS)